Setelah munculnya angkutan tak resmi itu, masyarakat Kalsel ramai-ramai meninggalkan angkutan Taksi Colt yang menjadi andalan pemerintah. Penumpang jelas tak peduli soal legalitas, yang penting nyaman dan aman. Soal menguras kantong dua kali lipat, tak masalah.
Munculnya Travel ilegal dengan kendaraan kelas menengah seperti Luxio, Kijang Innova atau Toyota Avanza ini ternyata membuat gerah sopir angkot di Kalsel. Alasannya karena mereka kehilangan banyak sekali penumpang setelah munculnya Travel ilegal. Mereka kemudian ramai-ramai menggugat angkot ilegal itu. Bukannya meredup, travel-travel ilegal semakin menjamur walaupun mendapat protes sedemikian rupa.
Tetapi ditengah berbagai gugatan itu, saya mendengar komunitas sopir Taksi Colt sepakat untuk mengurangi jumlah penumpang yang sebelumnya total 15 orang menjadi hanya 11 atau 12 penumpang plus sopir. Kenapa setelah merasa tersaingi baru sadar bahwa selama ini penumpang di Taksi Colt mereka over kapasitas? Kalau mengingat ini, saya jadi geli sendiri.
Setelah munculnya Travel ini, saya jadi bersyukur. Terlepas dari legalitasnya, akhirnya ada transportasi alternatif selain Taksi Colt atau Bus yang kualitasnya sangat memprihatinkan. Pemerintah provinsi seharusnya segera meremajakan angkutan umum yang biasa melayani rute antar kota dan kabupaten. Jangan hanya angkutan antar kota saja yang diremajakan.
Kalau pemerintah tidak segera merevolusi kualitas transportasi di Bumi Borneo, saya yakin akan semakin banyak sopir-sopir angkutan umum melongo di terminal karena tak kunjung mendapat penumpang. Para sopir Taksi Colt harus merelakan penumpang langganan mereka duduk manis sambil selonjoran sembari mendengarkan lagu instrumental di mobil ber-AC yang bebas asap rokok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H