"Assalamualaikuuuuum,"kata Bono dan Liam kompak.
"Waalaikum salam. Waah kejutan iki. Ayo mlebu,"kata Jagger sembari mempersilahkan Bono dan Liam masuk.
"Waah... Omah sampeyan apik iki. Enek postere Bung Karno barang,"puji Bono.
"Lha iyo. Aku kan penggemar beliyo,"jawab vokalis The Rolling Stones itu.
"Lagi asik ngobrol opo iki mas. Koyone kok asik nemen,"kata Liam, memulai pembicaraan setelah sebelumnya menyalami Jagger dan Hendrix.
Hendrix kemudian menjelaskan topik pembicaraannya sore itu. Mereka merasa prihatin karena kondisi masyarakat Indonesia yang semakin susah dan gampang diadu domba. Ia mencontohkan kondisi Kalimantan satu tahun terakhir. Pengangguran semakin banyak dan PHK dimana-mana karena banyaknya perusahaan batubara di Kalimantan yang gulung tikar.
Eksploitasi alam di Kalimantan juga sangat memprihatinkan. Setelah hampir dua dekade bumi Borneo dikeruk oleh para Kapitalis. Belakangan, masuknya industri kelapa sawit semakin gencar dan diprediksi akan menjadi pengganti batubara. Bahkan saking semangatnya, area median jalan juga ditanami pohon sawit.
***
"Menurutmu piye mas masalah papa minta saham kuwi,"kata Jimi Hendrix, si dewa gitar di akhir tahun 1960.
"Ah, aku nggak ambil pusing mas. Biasa aja itu. Podo wae karo sinetron atau telenovela. Pertamane wae sedih. Endinge yo ngakak rame-rame,"kata Bono, menjelaskan pendapatnya tentang "papa minta saham".
"Yo wes lah. Nggak usah ngomongi politik terus. Bosen. Ayo ngejam wae,"Liam nyeletuk.