Bagaimana solat jamaah bisa khusyuk kalau imam-nya dibenci oleh para jamaah. Ya sulit, minimal tak akan ada kekompakan dalam satu jamaah tersebut.
Suatu hari ada seorang bergamis yang memimpin solat maghrib berjamaah. Padahal, orang ini tidak disukai oleh sebagian jamaah solat di mushola tersebut. Sebagian jamaah menilai, imam dadakan ini belum layak dijadikan sebagai panutan di masyarakat.
Tapi ada satu kebiasaan imam yang selalu menjadi pertanyaan besar para jamaah. Si imam ini kalau membaca niat bisa dua sampai tiga kali. Bahkan dalam beberapa kesempatan, imam membaca niat solat sampai empat kali.
"Usholli...Ush...Usshh...Usholli fardhol Maghribi. Usholli fardhol Maghribi imaman lillahita'ala,"
Suatu kali si imam memimpin jamaah untuk melaksanakan solat Magrib. Seperti biasa, imam membaca niat berulang-ulang, dua sampai tiga kali. Jamaah yang sudah gerah dengan kebiasaan buruk si imam nyeletuk sambil memegang pundak imam itu.
"Woooyyyyy....!!! Baca niat itu dalam hati saja. Jangan kaya gitu. Sudah keras, salah pula. Sini saya ajari bagaimana menjadi imam yang benar,"kata salah satu jamaah dengan suara keras.
Mendapat perlakuan seperti itu si imam jelas kaget setengah mati. Ia jelas tak menyangka jamaah di belakang berani memperlakukannya seperti itu.
Singkat cerita, akhirnya si imam mundur. Dan salah satu jamaah tadi dengan sangat kesal maju menjadi imam. Jamaah yang lain langsung mengikuti saja.
"Allahuakbar,"
Wuiiiih.......... cepet dan nggak ribet. Rupanya, imam yang satu ini tidak membaca niat dengan suara keras. Yang terdengar oleh jamaah adalah suara takbiratul ihram saja. Para jamaah pun sudah sangat khusyuk mengikuti imam ini, termasuk imam yang pertama tadi. Suasana hening, tak ada suara lain kecuali suara imam yang sedang membaca surat Al Fatihah.
"Wah ini baru lumayan. Sip,"