Rasanya semua sepakat, bagian inilah yang dinamakan sebagai opera rock. di akhir lagu, ada sentuhan heavy metal yang kuat yang menyempurnakan keseluruhan lagu Bohemian Rhapsody. Silahkan menyebut Bohemian Rhapsody sebagai lagu rock, balada rock, opera rock atau heavy metal. Yang penting bukan slow rock, apalagi pop melayu.
Stairway To Heaven dan Free Bird juga begitu. Kedua lagu ini memiliki karakter yang mirip dengan Bohemian Rhapsody. Tidak mirip dalam segi not atau konsep musiknya, tetapi ada kemiripan pada perubahan-perubahan tempo dari awal hingga akhir lagu.
Memang perubahan tempo seperti itu sudah bukan hal yang asing di 1970-an saat genre progresive rock sudah mulai populer, atau pada 1980-an saat progressive metal sudah mendunia.
Pada 1968, The Beatles sudah pernah menulis lagu berjudul Happines A Warm Gun (White Album) yang terdiri dari lima tempo berbeda. Dan masing-masing bagian tentu memiliki karakter yang berlainan.
Jadi, jangan karena ada bagian lagu yang berirama slow, lalu disebut slow rock. Tentu ini adalah pendapat yang keliru. Contoh paling dekat adalah lagu Soldier Of Fortune. Lagu ini disebut slow rock karena bertempo sedang dan minim distorsi. Padahal, lebih tepat kalau kita menyebut Soldier Of Fortune termasuk lagu bergenre balada rock.
Menurut saya slow rock adalah genre yang lahir terlambat. Sebab di Indonesia, genre ini baru muncul pada era 90an. Dan yang perlu digaris bawahi, slow rock istilah slow rock tidak lahir dari majalah musik manapun termasuk Rolling Stone di Amerika atau majalah Mojo di Inggris.
Slow rock juga tidak lahir dari kritikus musik manapun. Slow rock justru lahir dari para pembuat VCD bajakan yang menjual kaset-kaset kompilasi lagu rock sejak era 70an sampai 90an. Tak hanya kaset-kaset dari Indonesia, beberapa lagu Malaysia juga populer dengan genre ini.
Tapi saya masih penasaran, lagu apa sebenarnya yang cocok didefinisikan sebagai lagu bergenre slow rock?
Kalau pertanyaan ini saya lontarkan kepada pedagang kaset bajakan, saya yakin mereka kompak menjawab, “Always Somewhere Scorpions!”
Oh ternyata, pedagang kaki lima juga tak kalah dengan jurnalis Majalah Rolling Stone.