Mohon tunggu...
Wibhyanto D
Wibhyanto D Mohon Tunggu... profesional -

Secara SADAR Aku tidak memilih menjadi bagian dari PASIEN kebudayaan. Sebab Aku Bukanlah Follower. Berkawanlah denganku. Akan Aku titipkan PUISI untuk Mu. Tentang kerisik angin Daun Gugur, satu satu..!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dua Belas Pass: Ciri Sinetron Indonesia

4 Juni 2013   23:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:31 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut ini adalah sekilas pandang duabelas ciri sinetron produksi PH (Production House) di Indonesia, menurut versi dan pengamatan penulis :


  1. Penokohan: selalu terbagi dua, tokoh Antagonis dan tokoh Protagonis. Yang Antagonis biasanya berkarakter suka marah, membentak, berkata kasar. Jarak usia tokoh ibu dan anak remajanya mirip kakak adik. Tokoh cowoknya tampan, rapi, bajunya baru. Tokoh ceweknya cantik, rapi, bajunya baru, belakangan suka berkerudung.
  2. Setting: Rumah mewah seisinya, Pantai, Perkebunan teh, Hotel, Cottage, Apartemen mewah, Kantor mewah, kolam renang, klub dugem, Mal.
  3. Wardrobe: pakaian selalu tampak baru. Untuk sinetron remaja, anak cewek SMA selalu pakai rok pendek. Cowoknya pakai mobil, lengan bajunya diluntung naik. Tokoh ibu memakai aneka perhiasan.
  4. Alur cerita: alur cerita maju, tentang rebutan warisan, rebutan pacar, rebutan jabatan, rebutan kekuasaan.
  5. Tema: perselingkuhan, pengkhianatan, persekongkolan, kejahatan melawan kebaikan, balas dendam, iri hati, kesombongan, keagamaan, mitos atau kelenik.
  6. Make Up: pemeran cowok atau cewek selalu memakai libstick/libgloss dan bedak, bahkan waktu bangun tidur pun juga memakainya.
  7. Tata lampu: sebagian besar dominan Astrada (asal terang gambar ada, pencahayaan serba flat rata). Kalau malam hari siluet lampu warna biru selalu tampak di belakang/samping rumah.
  8. Tata suara: didominasi musik latar pada setiap adegan, seperti dalam film india. Tanpa audio atmosphere. Adegan di kerumunan pasar atau mal audio atmosphere-nya juga sepi.
  9. Tata gambar: lebih dominan CU-Close Up, dan BCU-Big Close Up. Jika memakai Group Shot para tokohnya selalu berjajar, seperti komposisi wayang kulit.
  10. Adegan: untuk para pameo, tokoh pembantu atau sliwer-man aktingnya kaku, mereka berjalan mirip robot tanpa ekspresi. Adegan orangtua atau kakek selalu diperankan batuk-batuk.
  11. Editing: sangat jarang adegan kecelakaan menampilkan mobil tokohnya ringsek atau jungkir balik. Pokoknya langsung adegan di ruang ICU rumah sakit.
  12. Pendanaan: memakai prinsip “Low budget High Impact”.

Adakah ciri lainnya menurut versi Anda- Kompasianer?

SELESAI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun