sedih sudah tidak diseduh
hanya tiba-tiba saja rindu tersaji dimalam yang belum benar-benar larut
tetapi secangkir resah sudah terminum sendirian
sapa sepi susah di sapu
seperti rindu yang kembali mengotori ruang kepala
banyak bungkus cerita ringan berserakan
ada puntung-puntung sisa obrolan disudut mati terdiam
juga botol-botol minum bekas bibirmu yang sengaja tertinggal
leleh hening dari panas rindu yang luluh meskipun jarak yang jauh mengaku lelah
tetapi udara tak bisa dicegah
ia tetap masuk
semakin terhirup
lalu kenangan tetap melanjutkan hidup
kerus waktu tentang air mata yang terkuras tetapi
suara angin lalu, semakin keras
jam di dinding belum rusak
hanya saja masa-masa indah itu sudah tak bisa diputar ulang
lalu seikat hujan
dalam genggaman
tak sengaja jatuh, berdenting
sadarkan lamunan
akan sebuah rindu
yang bertepuk sebelah tangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H