Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Cinnamon Stewed Apple

10 Juli 2021   01:38 Diperbarui: 11 Juli 2021   04:59 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

serius sudah terkukus, terkupas sudah?
sebuah orkestra pertanyaan yang gagal di dalam panggung kepala,
sebab kembali Ia tutup telinga.
lalu menyeret sebuah apel kedalam kucuran air mata,
Terus Ia cuci, sampai suci.

segenggam pisau tepat menodong, ke sasaran apel empuk yang sedari tadi dingin telanjang-
telentang pasrah dan yang semula nol besar perlahan berubah seperti kotak dadu yang ada dipikiran, tetapi kali ini tak disisipi dengan angka-angka jahat.

dari arah dekat jendela kamar
nada rendah tangis bayi kemudian terdengar.
ah, barangkali sebuah
alarm pertanda lapar.

huh!!
sudah separuh jalan, namun separah pikiran.
entah kembali teruskan kebaikan,
atau sejenak hentikan tangisan.

ah!!
biar saja menangis,
menangislah saja.
sekencang musik mesin blender, yang tengah menggiling haluskan
kerasnya kehidupan.

tangis mulai mengering,
reda kemudian disaring.
cinnamon stewed apple, menu khusus buatmu sedikit lagi tersaji sempurna.

oh iya,
boleh ya Ibu tambahkan sedikit serbuk doa-doa beraroma kayu manis
biar ceritamu kelak manis

kamu juga mau kan?
Ibu tambah juga sedikit air susu Ibumu ini
biar dewasamu nanti tak membalasku dengan air mata

"sini sayang, ibu suapin."

****

Puhid Akhdiyat

10/07/21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun