Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Setengah Tahun

3 Juli 2021   21:35 Diperbarui: 3 Juli 2021   21:41 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali
Kalender ini bangkit
Bisik doa yang terucap pertama kali
Adalah kabar baik terbit

Sebulan terlihat tidak sendiri
Tetapi Januari tampak berjalan sendiri
Singgah masih berpintu
Pikiran-pikiran tetap berhantu

Februari mungkin menari
Menggandeng mesra cerita lama yang belum selesai
Kata-kata masih berduri
Kota-kota tetap membonsai

Jenuh-muak seperti durhaka
Dan kaki-kaki Maret pun liar kesana-kemari
Jarak-jarak setengah merdeka
Tempat-tempat lalai tak lagi malu berselfi

Empat bulan dibungkus
dibawa pulang April-Mei yang berbondong-bondong teringat kampung halaman tetapi tak pernah sampai
Kepanikan hanya boleh dibawah 36 derajat celcius
Perjalanan-perjalanan baik tetap dicurigai

Hingga pada akhirnya Juni seperti daerah koloni
Puncak dari segala lengah dan terserah
yang kemudian zona nyaman kembali diacak-acak duka warna-warni
Dan sumbernya ialah "kebodo-amatan" yang kembali memeriahkan berberapa zona merah

Kepada Juli entah masihkah telinganya tuli?
Tetapi yang pasti
Terima kasih Tuhan, untuk sebegini cerita di setengah tahun ini
Semoga setengahnya lagi penuh evaluasi, tak ada lagi yang berjuang setengah hati dan tak ada lagi yang hanya sembuh sendiri

^^^

03/07/21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun