Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sebuah Festival Maaf di Puncak Hari Kemenangan

5 Mei 2021   00:18 Diperbarui: 7 Mei 2021   01:31 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luka itu masihkah bersender
Mungkin kemarin pernah duduk menyeka air mata di beberapa bangku tanggal dalam sebuah kalender

Duka itu masihkah tercecer
Mungkin kemarin pernah terjatuh ingatan menunggu lupa di beberapa pertanyaan mewah yang belum semesta jelaskan secara ecer

Noda itu masihkah ter-starter
Mungkin kemarin pernah disengaja atau tidak di beberapa singkatnya perjalanan baik-baik saja yang kemudian seakan menjadi sebuah jarak sejauh berkilo-kilo meter

Apabila hari-hari kemarin menjadi tempat penampungan air mata, penerbitan dosa dan persinggahan khilaf
Maka hari raya lebaran adalah festival maaf
Yang ejawantahnya; maaf atau dimaafkan
Setidaknya menjadi yang paling pemaaf ialah puncak dari sebuah kemenangan

Bintaro, 05/05/2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun