Kini ramai-ramai mengaku ilfil pada ramai
Dan itu sekaligus menelan hinaan kalian sendiri
Katanya sunyi itu aib yang terlalu suram dan seram untuk sekadar dilamuni
Tetapi mengapa berubah menjaga jarak dari keramaian yang biasa menyuntikan damai; termasuk enggan memasuki tempat ibadah kalian yang ramai
Kini kau dia dan mereka pelan-pelan mulai terbiasa duduk manis dalam nyamannya pangkuan sunyi.
kini berjamaah kalian memuja sunyi
Dalam kain kafan cemas yang selalu menelpon; menawari peti mati
Lantas kalian sejenak menepi dari;
Memaskeri tanggung jawab
Mencuci bersih surat tagihan
Dan sering meng hand-sanitizer kan banyak janji
Kau dia dan mereka kini pelan-pelan mulai menyukai hidup aman dijaga ketat oleh pahlawan sunyi
Kini penduduk bumi pandai sekali dalam hal menyepi
Bahkan telah mengalahkan aku yang terlalu sering memfoya-foyakan waktunya untuk membelanjakan sunyi
Tak ayal sunyiku terusik
Sudah tak asyik
Sebab sunyiku sudah bukan sesunyi yang dulu lagi
Ketika pelan-pelan kau dia dan mereka mulai ikut-ikutan jatuh cinta pada sunyi
Yang kini tak bisa aku rasakan lagi seorang diri
Karena telah berubah ramai
Yang kini bahkan sunyiku telah menjadi sebuah tradisi yang harus kalian rayakan setiap hari
09/05/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H