Siapa yang bilang 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin', "Ah, mungkin ada tapi tidak semua daun itu sama penerimaannya, kan? "
Di antara salah satunya pasti ada yang disiang-malamnya masih bertasbih mengingat dalam-dalam rasa bencinya, dan kebiasaan itu dimulai ketika asanya patah tertiup jatuh berserak di tanah.
Akan tetapi daun yang mana? Tanyakan saja pada angin yang dicinta-dirindui tetap diam saja, dicaci-dimaki tapi selalu berlalu begitu saja.
Namun angin itu selalu menitikan air mata selepas berlalunya musim gugur kata-kata.
"Kenapa masih ada saja daun yang tak bisa menerima garis keras realitas Tuhan dengan akal sehatnya."
Bukankah dedaunan rasa harta tahta cita-cita usia dan kata-kata bisa gugur kapan saja, termasuk; Cinta.