Mohon tunggu...
Puguh Ika Listyorini
Puguh Ika Listyorini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dosen Universitas Duta Bangsa Surakarta, Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret

Menjadi seorang akademisi saya mencoba menyampaikan opini dan pendapat saya melalui Kompasiana. Semoga apa yang saya tulis, dapat diterima oleh para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi Covid-19: Imunisasi Anak Terabaikan

7 Desember 2021   14:43 Diperbarui: 8 Desember 2021   00:02 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Imunisasi dari pexels.com

Sekarang ini kita masih berada pada masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 memaksa semua orang memiliki kebiasaan baru. Kebiasaan baru ini secara perlahan juga mengubah pola aktivitas masyarakat. Salah satu dampak perubahan pola aktivitas masyarakat pada segi kesehatan salah satunya adalah menurunnya cakupan imunisasi pada anak. Banyak orang tua yang ragu-ragu pergi ke pelayanan kesehatan untuk men-imunisasikan anaknya, selain itu dipengaruhi juga ketersediaan stok vaksin di pelayanan kesehatan yang sangat terbatas.

Rendahnya cakupan imunisasi anak di masa pandemi covid-19 secara tidak langsung juga akan membahayakan kesehatan anak-anak. Imunisasi dasar anak yang lengkap sangat penting untuk melindungi anak-anak dari paparan penyakit. Imunisasi dasar pada anak dapat mencegah kejadian luarbiasa ataupun wabah penyakit seperti polio, campak, dan rubella.

Imunisasi dan Manfaatnya

Imunisasi merupakan proses pembentukan sistem imun sehingga tubuh memiliki kebalalan pada penyakit tertentu. Tujuan dari imunisasi pada anak yaitu agar meningkatkan sistem imun pada anak, anak memiliki kekebalan alami,  dan mencegah penularan penyakit pada anak.

Menurut Permenkes RI No. 12 Tahun 2017, ada dua dua tipe pemberian  imunisasi atau vaksin yaitu suntik dan oral dengan cara meneteskan ke dalam mulut yang dapat di berikan pada bayi baru lahir sampai berusia satu tahun. Imunisasi atau vaksin ini berikan secara gratis oleh pelayanan kesehatan pemerintah, diantaranya Posyandu, Puskesmas, atau rumah sakit daerah.

Vaksin yang diberikan melalui oral berisi bibit penyakit yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan. Vaksin ini langsung masuk pada saluran pencernaan dan merangsang sistem kekebalan tubuh dalam usus. Sedangkan vaksin yang diberikan melalui suntikan biasanya berisi virus atau bakteri yang sudah mati. Vaksin ini biasanya disuntikkan pada lengan atau paha, ia akan membentuk kekebalan langsung dalam darah.

Berikut ini merupakan jenis imunisasi dasar beserta waktu pemberiannya: (1) Hepatitis B (HB-0), diberikan pada bayi berusia kurang dari 24 jam; (2) BCG dan polio, diberikan pada bayi berusia 1 bulan; (3) DPT-HB-Hib 1 dan polio 2, diberikan pada   berusia 2 bulan; (4) DPT-HB-Hib 2 dan polio 3, diberikan pada bayi berusia 3 bulan; (5) DPT-HB-Hib 3, polio 4 dan IPV atau polio suntik, diberikan pada bayi berusia 4 bulan; (6) campak atau MR , diberikan pada bayi berusia 9 bulan.

 Setelah anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, maka anak akan terhindar dari risiko kematian, karena memang dapat dikatakan imunisasi merupakan salah satu upaya preventif yang efektif untuk mencegah penyakit. Pemberian vaksin secera tidak langsung juga dapat melindungi orang dengan herd immunity. Herd immunity disebut juga dengan kekebalan kelompok. Yaitu kondisi ketika vaksin tidak hanya melindungi orang yang mendapat imunisasi, tetapi secara tidak langsung mereka yang tidak melakukan imunisasi juga akan terlindungi. Mekanismenya adalah dengan mengurangi penyebaran penyakit. Apabila banyak anak yang mendapat vaksin melalui imunisasi, makan hal ini dapat menekan penyebaran penyebaran penyakit.

Rendahnya Cakupan Imunisasi Anak

Pemerintah telah menetapkan lima imunisasi dasar wajib yang harus diberikan kepada anak sebelum mereka berusia satu tahun. Ini berarti imunisasi telah menjadi hak setiap anak. Akan tetapi pada kenyataannya di era pandemi Covid-19, cakupan imunisasi pada anak menjadi rendah.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2020), program imunisasi pada 68 negara terhenti akibat pandemi Covid-19. Ini mengakibatkan 80 juta bayi pada negara tersebut terancam penyakit menular seperti campak, rubella, dan polio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun