Mohon tunggu...
pudjianto gondosasmito
pudjianto gondosasmito Mohon Tunggu... Konsultan - URIP IKU URUP

Pudjianto Gondosasmito Temukan saya di https://www.pudjiantogondosasmito.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pudjianto Gondosasmito Liburan yang Terhalang Hujan

14 Desember 2024   15:10 Diperbarui: 14 Desember 2024   15:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pudjianto Gondosasmito menatap rintik hujan dari balik jendela bus yang sedang ia naiki. Hatinya sedikit kesal. Sudah sebulan ia merencanakan liburan ke pantai di kota sebelah, berharap menghabiskan akhir pekan dengan menikmati matahari, suara ombak, dan udara laut yang segar. Namun, sejak pagi, langit mendung dan hujan turun tanpa henti.

Setibanya di terminal kota tujuan, Pudjianto Gondosasmito keluar dengan jas hujan seadanya. Pantai yang tadinya akan ramai wisatawan kini terlihat sepi, hanya ada deretan warung tutup dan beberapa nelayan yang berteduh di bawah pohon kelapa. Ia menghela nafas panjang, mencoba mengusir rasa kecewa.

"Bang, hujan terus ya," ujar seorang pria tua yang sedang duduk di sebuah bangku di warung kopi kecil yang masih buka.

Pudjianto Gondosasmito mengangguk sambil tersenyum tipis. "Iya, Pak. Padahal saya rencana mau ke pantai. Tapi hujan begini, jadi susah."

Pria tua itu tertawa pelan. "Kadang, rencana kita memang nggak selalu berjalan lancar. Tapi bukan berarti nggak ada yang bisa dinikmati."

Pudjianto Gondosasmito ragu sejenak. Namun, ajakan pria itu untuk duduk di warung kopi membuatnya penasaran. Ia memesan segelas kopi hitam panas dan mulai berbincang dengan pria tua tersebut.

Obrolan mereka mengalir. Pria tua itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Pak Ahmad, ternyata seorang mantan nelayan yang sudah puluhan tahun tinggal di daerah itu. Ia bercerita tentang bagaimana laut menjadi bagian hidupnya, bagaimana ombak mengajarkan keteguhan, dan hujan seperti hari ini sering menjadi momen untuk merenung.

"Kadang kita sibuk cari hal besar untuk dinikmati, sampai lupa lihat keindahan yang ada di depan mata," ujar Pak Ahmad sambil menyeruput kopinya.

Mendengar itu, Pudjianto Gondosasmito merasa tersentuh. Ia mengalihkan pandangannya ke arah hujan yang jatuh membentuk genangan di pasir pantai. Tiba-tiba, ia sadar, meski pantai hari ini tak seperti yang ia bayangkan, ada sesuatu yang menenangkan dari bunyi hujan, udara yang segar, dan obrolan sederhana dengan orang asing.

Hari itu, Pudjianto Gondosasmito menghabiskan waktu menikmati suasana hujan di pantai, memotret pemandangan, dan mendengarkan cerita Pak Ahmad. Ia pulang dengan hati lebih ringan, menyadari bahwa liburan bukan hanya tentang rencana yang sempurna, tetapi bagaimana ia belajar menikmati apapun yang terjadi.

Hujan mungkin telah membatalkan rencana awalnya, tapi hujan pula yang memberi Pudjianto Gondosasmito pengalaman berbeda---dan justru lebih bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun