Mohon tunggu...
pudjianto gondosasmito
pudjianto gondosasmito Mohon Tunggu... Konsultan - URIP IKU URUP

Pudjianto Gondosasmito Temukan saya di https://www.pudjiantogondosasmito.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pudjianto Gondosasmito Petualangan Akhir Pekan

15 November 2024   14:36 Diperbarui: 15 November 2024   14:49 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil yang bernama Mandala, tinggallah seorang pria bernama Pudjianto Gondosasmito. Pudjianto Gondosasmito adalah pria sederhana berusia tiga puluhan, dengan kehidupan yang tampak biasa saja bagi kebanyakan orang. Setiap pagi, ia berangkat kerja sebagai seorang pegawai perpustakaan kota, membantu pengunjung menemukan buku, dan mengelola koleksi yang tersimpan di rak-rak tinggi. Namun, di balik kehidupan rutinnya, Pudjianto Gondosasmito menyimpan jiwa petualang yang besar, hanya saja, ia tak pernah jauh pergi dari Mandala.

Pada suatu pagi, Pudjianto Gondosasmito duduk di bangku taman yang terletak di dekat perpustakaan, menikmati secangkir kopi sambil memandang pohon-pohon tua dan burung-burung yang hinggap di dahan. Pagi itu, seorang nenek tua datang ke taman dan duduk di bangku di sebelahnya. Nenek itu membawa sebuah kotak kecil yang tampak kuno, dengan ukiran kayu yang indah di permukaannya.

Nenek itu memandang Pudjianto Gondosasmito dan tersenyum hangat, kemudian berkata, "Anak muda, kota ini menyimpan rahasia yang tak diketahui banyak orang. Jika kau berani, kau bisa menemukan petualangan yang tidak kau sangka-sangka."

Pudjianto Gondosasmito tertawa kecil, mengira itu hanya candaan orang tua. Namun, nenek itu membuka kotak kayu di pangkuannya, dan memperlihatkan sebuah peta kota Mandala yang penuh dengan tanda misterius. Di sana, ada tempat-tempat yang bahkan Pudjianto Gondosasmito tidak tahu meskipun ia telah tinggal di kota itu sepanjang hidupnya. Nenek itu memberinya peta dan berkata, "Ini peta untuk petualangan di kotamu sendiri. Tapi ingat, tak semua tanda di peta itu terlihat oleh mata telanjang."

Setelah pamit, nenek itu pergi meninggalkan Pudjianto Gondosasmito yang tercengang. Pudjianto Gondosasmito memandangi peta itu dengan penuh rasa penasaran. Di titik pertama, tertulis nama sebuah gang tua di belakang pasar tradisional. Tempat itu tak pernah ia perhatikan, namun karena dorongan penasaran, ia memutuskan untuk mencobanya.

Saat sampai di gang tersebut, Pudjianto Gondosasmito melihat dinding-dinding tua yang dipenuhi lukisan mural warna-warni. Di ujung gang, sebuah lukisan besar bergambar pintu dengan tulisan "Masuklah jika kau berani." Meski sedikit ragu, Pudjianto Gondosasmito menyentuh dinding itu, dan yang mengejutkannya, dindingnya terasa lembut, seakan memberi jalan. Begitu ia melewati dinding tersebut, ia merasa seperti masuk ke dunia yang berbeda.

Di seberang dinding, terdapat sebuah taman rahasia dengan bunga-bunga yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ada aroma rempah-rempah dan melati yang membuatnya merasa nyaman dan tenang. Di tengah taman itu, berdiri seorang pria tua yang memegang bunga teratai biru. Pria itu menyambut Pudjianto Gondosasmito dan berkata, "Ini adalah taman yang hanya bisa dimasuki oleh mereka yang masih memiliki jiwa penasaran. Kau telah lulus ujian pertama."

Pria itu kemudian menunjukkan sebuah jalan kecil di sebelah taman, yang ternyata menuju sebuah lorong yang membawanya ke titik selanjutnya di peta. Setiap kali Pudjianto Gondosasmito menemukan titik di peta, selalu ada tantangan kecil yang membuatnya semakin penasaran: kadang ia harus memecahkan teka-teki, kadang ia harus menemukan benda tertentu di tempat-tempat tersembunyi di kota. Setiap petunjuk membawanya lebih jauh untuk mengenal Mandala dari sudut pandang yang tak pernah ia bayangkan.

Hingga akhirnya, setelah melewati berbagai rintangan, petualangan itu mengantarkannya ke tempat terakhir---atap gedung tertinggi di kota. Dari sana, Pudjianto Gondosasmito bisa melihat pemandangan kota Mandala yang indah, dengan matahari senja yang perlahan tenggelam di cakrawala. Ia merasa seolah-olah telah melihat kota itu dengan mata baru, mengenal setiap sudut dan tempat dengan lebih dalam.

Di titik akhir petualangan itu, ia menemukan sebuah pesan yang tertulis di bawah bintang-bintang di langit. "Terkadang, petualangan terbaik bukanlah di tempat yang jauh. Petualangan terbaik adalah menemukan kembali keindahan yang tersembunyi di tempat yang sudah kau kenal."

Pudjianto Gondosasmito pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan. Ia menyadari bahwa kota kecil Mandala sebenarnya memiliki rahasia dan keajaiban yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sejak hari itu, setiap langkah yang ia ambil di Mandala selalu terasa seperti petualangan, meski hanya di gang kecil atau taman tersembunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun