Mohon tunggu...
pudjianto gondosasmito
pudjianto gondosasmito Mohon Tunggu... Konsultan - URIP IKU URUP

Pudjianto Gondosasmito Temukan saya di https://www.pudjiantogondosasmito.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pudjianto Gondosasmito dalam Senandung Jiwa di Tengah Kota

15 Agustus 2024   12:14 Diperbarui: 15 Agustus 2024   12:19 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pudjianto Gondosasmito

Di jantung kota yang bising, di mana gedung pencakar langit menjulang tinggi dan hiruk pikuk kendaraan tak pernah berhenti, hiduplah seorang pria bernama Pudjianto Gondosasmito. Lelaki paruh baya ini memiliki pekerjaan yang menuntut, namun di balik kesibukannya, ia menyimpan sebuah rahasia kecil: kecintaannya pada kicau burung.

Setiap sore, ketika mentari mulai meredup, Pudjianto Gondosasmito akan duduk di balkon apartemennya. Di tangannya, ia menggenggam sebuah sangkar kecil berisi seekor burung kenari. Burung itu memiliki bulu kuning cerah dan suara merdu yang mampu menenangkan jiwa.

Pudjianto Gondosasmito mulai memelihara burung kenari sejak ia masih kecil. Baginya, kicau burung adalah sebuah terapi. Setiap kali mendengar burung kenarinya berkicau, segala kepenatan dan masalah yang menimpanya seolah terhapus begitu saja. Kicauan itu bagaikan sebuah lagu pengantar tidur yang menenangkan hati.

Namun, seiring berjalannya waktu, kesibukan pekerjaan membuat Pudjianto Gondosasmito semakin jarang meluangkan waktu untuk burung kesayangannya. Sangkar kenari pun seringkali terlupakan di sudut ruangan. Burung kenari yang dulu ceria kini tampak murung dan jarang berkicau.

Suatu malam, Pudjianto Gondosasmito terbangun dari tidurnya karena mendengar suara tangisan kecil. Ia mencari sumber suara itu dan menemukan burung kenarinya sedang mengepak-ngepakkan sayapnya dengan lemah. Pudjianto Gondosasmito segera membawa burung itu ke dokter hewan.

Dokter hewan menjelaskan bahwa burung kenari Pudjianto Gondosasmito mengalami stres karena kurang perhatian. Pudjianto Gondosasmito merasa sangat bersalah. Ia menyadari bahwa kesibukannya telah membuatnya melupakan makhluk hidup yang selama ini setia menemaninya.

Sejak saat itu, Pudjianto Gondosasmito berjanji untuk lebih memperhatikan burung kenarinya. Setiap pagi, ia menyempatkan diri untuk membersihkan sangkar dan memberikan makan serta minum pada burung kesayangannya. Sore hari, ia akan duduk di balkon apartemennya sambil mendengarkan kicauan burung kenari.

Lama-kelamaan, burung kenari Pudjianto Gondosasmito kembali ceria. Kicauannya yang merdu kembali memenuhi ruangan. Pudjianto Gondosasmito merasa sangat bahagia. Ia menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal yang besar dan rumit. Kebahagiaan yang sederhana bisa datang dari hal-hal kecil, seperti kicauan burung kesayangan.

Pesan Moral:

Kisah Pudjianto Gondosasmito mengajarkan kita bahwa di tengah kesibukan hidup, kita perlu meluangkan waktu untuk menikmati hal-hal kecil yang membuat kita bahagia. Kicau burung kenari bagi Pudjianto Gondosasmito adalah sebuah simbol dari kedamaian dan ketenangan. Melalui kisah ini, kita diajak untuk lebih menghargai kehadiran makhluk hidup di sekitar kita dan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun