Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jadilah Pelaut, Bukan Sekadar Jongos di Kapal

10 Desember 2021   04:39 Diperbarui: 10 Desember 2021   08:48 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Kapak 625 yang diresmikan Menhan Prabowo Subianto, sumber: kompas.com, 7/12/2021

Soekarno tidak mau bangsanya menjadi korban dari situasi di mana : "imperalisme modern membikin rakyat Bumiputra menjadi bangsa yang terdiri dari kaum buruh belaka dan membikin Hindia menjadi si buruh dalam pergaulan bangsa-bangsa." <4>.

Soekarno menekankan hal tesebut karena tidak mudah untuk mewujudkan kemandirian berkaitan dengan mental sebagai bangsa yang lama hidup terjajah bangsa lain. Oleh karena itu, dalam pidatonya yang visioner di IAL, Soekarno ingin menjadikan Indonesia dalam tata pergaulan antar bangsa mampu menunjukkan penguasaan atas potensi maritim yang besar dan menjadi modal dalam pembangunan bangsa. 

Pesan Soekarno pun dimaknai bahwa Indonesia yang realtif baru sebagai negara merdeka memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas diantaranya pada bidang maritim. Insan maritim yang memiliki karakter nasional yang mampu keluar dari belenggu mental jongos alias kacung bangsa lain.

Refleksi Armada RI 1959

Selain membenahi kualitas sumber daya manusia melalui pendirian lembaga pendidikan Angkatan Laut, pada kurun waktu antara 1950 hingga 1959 mulai dilaksanakan program modernisasi alutsista Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). 

Sebagai negara baru sedasawarsa, Indonesia berani mencanangkan program spektakuler untuk mewujudkan pertahanan laut yang tangguh dan modern serta disegani. Kebutuhan adanya armada ALRI yang modern semakin besar bersama dengan dilaksanakan kampanye pembebasan Irian Barat, sesuai amanat Trikora yang dikumandangkan Presiden Soekarno. 

Pada akhir 1959, ALRI telah memiliki kemampuan yang meliputi peperangan atas air, permukaan dan bawah permukaan serta serta proyeksi kekuatan dari laut ke darat. Pada tanggal 5 Desember 1959 resmi berdiri Armada ALRI dan selanjutnya diperingati sebagai Hari Armada RI. 

Berkaitan dengan dinamika lingkungan strategis maka terdapat tiga hal yaitu penguasaan teknologi alutsista mutakhir, jumlah kapal perang yang seimbang dengan luas wilayah serta organisasi armada yang efektif merupakan kebutuhan yang tak terhidarkan.

Dinamika tersebut melahirkan organisasi yang terus berubah dari Komando Armada Samudera dan Komando Armada Nusantara, Eskader Barat dan Eskader Timur ALRI dan selanjutnya Komando Armada RI Kawasan Timur dan Barat TNI AL. 

Selanjutnya sejak 2018 Armada RI yang semula terdiri dari dua komando armada kawasan telah  dikembangkan menjadi tiga armada bernomor. Komando Armada III sebagai Kotama TNI AL terbaru berkedudukan di Sorong.

Alasan pengembangan Armada RI diungkapkan kembali oleh Kasal Laksamana TNI Yudo Margono pada peringatan Hari Armada 2021. Armada RI adalah tulang punggung kembalinya kejayaan maritim. Untuk itu, Armada RI sebagai Pengawal Samudera harus mampu menunjukkan kekuatan yang menggentarkan lawan maupun kawan, terlebih pihak-pihak yang berniat merongrong kepentingan negara di laut <5>.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun