Aneka koleksi, yang temporal dan menetap
Mengoleksi suatu benda adalah hal yang umum dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Setiap kolektor benda tentu memiliki alasan dan penilaian pribadi mengapa sesuatu dianggap penting dan menjadi barang yang menarik untuk dikoleksi, termasuk diantaranya tujuan investasi.
Ada yang melakukan aktivitas tersebut sejak dini dan terus berlanjut hingga dewasa sebagai hobi, namun ada juga yang mengumpulkan mainan secara temporal saja sebagai bagian dari proses tumbuh kembang anak.
Saya teringat bagaimana gencarnya iklan bonus happy meal di televisi membuat anak saya selalu merengek untuk masuk ke gerai salah satu makanan siap saji.
Selanjutnya terjadi dinamika peminatan anak saya terhadap berbagai obyek mainan, yang semuanya bersifat kesenangan sementara. Satu-satunya mainan yang diinginkan anak saya yang relatif mahal hanyalah Batmobile.
Batmobile itu sampai kini setelah dia dewasa masih tersimpan di lemari pajangan bersama berbagai action figure. Obyek figur yang dia beli dari menyisihkan uang saku sekolah termasuk setelah mahasiswa.
Seingat saya di tingkat SMU, anak saya baru mempunyai minat atau bentuk kesenangan yang menetap terhadap action figure untuk dikoleksi.
Meskipun jaman berubah dengan adanya Belanja Online, anak saya tidak pernah mengubah cara membeli obyek yang diincarnya yaitu selalu membeli offline. Pembelian langsung membuatnya bisa meneliti detil dan memastikan action figure yang diinginkannya dalam keadaan baik. Namun sekarang, apalagi karena pandemi untuk material selain action figure dia membeli secara online.
Kolektor rasional
Bersama anak saya yang sedang mendapat tugas magang di salah satu rumah sakit di Jakarta, saya pernah menyaksikan TOMOCI (Toys and Models Collector Indonesia) Fair pada Agustus 2019 di Balai Kartini. Saya tidak menemukan miniatur helikopter SAR yang saya inginkan. Meskipun demikian anak saya sempat mengucapkan komentar "papi balik seperti anak-anak" ketika melihat saya mencermati miniatur mobil pemadam kebakaran.
Seperti anak saya yang memiliki koleksi mainan, saya pun memiliki benda-benda memorabilia yang terkait dengan tugas sebagai prajurit TNI. Barang tersebut saya peroleh dengan tukar-menukar dengan personel prajurit negara lain berupa pin, lencana maupun perlengkapan perorangan dan lapangan (kaporlap) prajurit. Pisau kukri perlengkapan perorangan prajurit Nepal saya peroleh dengan menukar pakaian loreng "malvinas" TNI. Pisau militer saya buatan Banyuwangi saya barter dengan helm tempur kevlar seorang letnan batalyon infanteri Afrika Selatan, yang bertugas satu sektor dengan saya di Kota Beni Kongo.