Hingga akhir Juli 2020 terdapat 20 juta penerima bantuan sosial dampak pandemi Covid-19 melalui program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Kartu Sembako. Dengan bantuan pemerintah tersebut, diharapkan resiko memburuknya status gizi Keluarga Penerima Manfaat (KPM), khususnya para anak balita dapat dicegah. Sebelum pandemi Covid-19, UNICEF mencatat terdapat dua juta anak Indonesia menderita gizi buruk dan lebih dari tujuh juta anak di bawah 5 tahun mengalami stunting (www.unicef.org, 30/6/2020).Â
Tanpa intervensi yang tepat, jumlah penderita gizi buruk dan stunting akan meningkat dan pada jangka panjang akan rentan terhadap gangguan tumbuh kembang. Diharapkan para ibu bijak dalam menggunakan dana bansos, termasuk dalam memilah jenis dan cara penyajian makanan bergizi yang harganya terjangkau. Â
Di luar daging yang mahal, dengan manfaat kualitas gizi yang sama, maka terdapat banyak alternatif pilihan sumber protein., Memilih makanan sumber protein bukan hanya memenuhi empat sehat lima sempurna, namun gizinya harus cukup dalam jumlah dan seimbang dalam komposisi karbohidrat, lemak dan protein serta zat-zat pengatur.Â
Fungsi protein bagi tubuh diantaranya adalah zat pembangun, membantu proses metabolisme, bahan pembuat hormon, juga bahan baku untuk kekebalan tubuh.Â
Protein disusun dari senyawa asam amino, namun tidak semua asam amino protein yang diperlukan dapat dipenuhi oleh tubuh. Asam amino essensial harus disuplai dari  makanan, diantaranya adalah Lisin dan Isoleusin yang berperan dalam hal kekebalan tubuh.Â
Sistem imunitas akan baik bila bahan baku yang diperlukan, dalam hal ini asupan asam amino protein cukup dan terus terjamin kontinyuitasnya, baik dari sumber protein hewani maupun nabati.Â
Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk membunuh virus SARScoV-2, seluruh dunia berharap kepada vaksin untuk mencegah Covid-19 yang belum siap di pasaran.Â
Maka masyarakat khususnya kelompok rentan harus menjaga asupan kecukupan gizi, agar tubuh tidak jatuh ke dalam memburuknya status gizi, sehingga tidak cukup cadangan protein yang diperlukan untuk membentuk kekebalan tubuh berupa antibodi.Â
Belum menyatakan bahwa status kesehatan atau suatu penyakit tidak tergantung kepada suatu faktor yang berdiri sendiri, melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses yang dipengaruhi faktor pejamu (host), agen penyakit dan lingkungan.Â
Komponen pembentuk kekebalan pejamu dapat disuplai dengan pendekatan dietetik. Sangat disayangkan bila tiba saatnya vaksin sudah tersedia, namun terdapat sekelompok masyarakat yang tidak bisa menjalani imunisasi karena tubuhnya tidak memiliki material protein yang cukup untuk membentuk antibodi akibat gizi buruk.
Wasana kata