Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Habibie, Inspirator Rekonsiliasi Indonesia - Timor Leste

21 September 2019   07:35 Diperbarui: 21 September 2019   09:11 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali hal ini yang mendasari ikatan batin kedua tokoh besar ini, sehingga pertemuan antara mereka yang terakhir sebelum BJ Habibie meninggal menjadi demikian dramatis. Sebuah pertemuan yang mewakili gambaran situasi rekonsiliasi dua negara. 

Tentang rekonsiliasi negara yang berseteru, Julio Tomas Pinto mengamati adanya dua fenomena pengalaman hubungan negara koloni dan bekas jajahannya di afrika dan asia. 

Pertama membangun hubungan harmonis bertahap karena adanya luka lama yang tak terpulihkan dan kedua, ketegangan antar negara berlanjut karena luka dan derita yang sukar terlupakan dan kebencian yang tertanam dalam masyarakatnya.  <4>. 

Presiden SBY pun mengatakan bahwa Indonesia dan Timor Leste sama-sama memiliki sejarah yang menyakitkan. Banyak nyawa yang hilang, juga properti dan kebanggaan nasional yang tersakiti (kompas, 20 Maret 2012). Namun yang penting selanjutnya " hubungan antara Indonesia dan Timor Leste menawarkan  beberapa pelajaran berguna bagi perdamaian" (Tomas Pinto, 2018 : 128). 

Tentu saja pilihan yang tepat adalah mewujudkan perdamaian, memulihkan luka dan membangun hubungan Indonesia dengan Timor Leste yang harmonis secara bertahap.

(KRI dr.  Soeharso 990 sandar di pelabuhan Dili untuk melaksanakan misi pelayanan kesehatan di Timor Leste pada Januari 2016, foto dokumen pribadi) 
(KRI dr.  Soeharso 990 sandar di pelabuhan Dili untuk melaksanakan misi pelayanan kesehatan di Timor Leste pada Januari 2016, foto dokumen pribadi) 
Pelajaran berguna bagi perdamaian Indonesia dan Timor Leste ditindaklanjuti dengan langkah konstruktif. Pada Januari 2016, penulis tergabung dalam kegiatan bantuan pelayanan kesehatan untuk Timor Leste. Indonesia melalui Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI mengirim misi kemanusiaan menggunakan kapal bantu rumah sakit KRI dr. Soeharso 990. 

Selama satu minggu, KRI SHS 990 bersandar di dermaga Dili , personel medis TNI melayani masyarakat termasuk diantaranya para veteran Angkatan Bersenjara Timor Leste (Falintil FDTL) beserta keluarganya. 

Selain itu, lembaga pendidikan TNI dan beberapa satuan TNI menjadi tempat belajar bagi para perwira Angkatan Bersenjata Timor Leste. Selain sebagai bentuk rekonsiliasi, hal ini juga sebagai upaya membangun kepercayaan antar negara yang bertetangga (Confidence Building Measures).

Film "Tanah Air Beta" yang diproduksi sutradara Ari Sihasale dan "Atambua 39 derajat Celsius" karya Riri Reza, menurut penulis juga bentuk rekonsiliasi kebudayaan. Berbagai perguruan tinggi di Indonesia menjadi pilihan para mahasiswa Timor Leste untuk belajar. 

Bahkan Indonesia membangun Pusat Budaya Indonesia (PBI) pada 15 April 2019 dan yang terbaru pemerintah Timor Leste meresmikan pembangunan jembatan yang diberi nama BJ Habibie. Perusahaan besar BUMN Indonesia juga berperan dalam pembangunan infrastruktur di Timor Leste. Hal-hal tersebut adalah langkah konstruktif rekonsiliasi. 

Tentu masih banyak upaya rekonsiliasi, yang bisa dilakukan dua negara yang bertetangga dengan lebih baik. Namun dalam hal ini diperlukan ketulusan untuk memaafkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun