Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hotel Yamato Tunjungan dan Asrama Mahasiswa Papua - Paradoks Persatuan dan Disintegrasi Kebhinekaan

25 Agustus 2019   19:09 Diperbarui: 25 Agustus 2019   19:29 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Insiden bendera di Hotel Yamato Surabaya 1945, sumber foto : indonesia-zaman-doeloe.blogspot.com  8 Juni 2019)

Berkaca pada kasus Timor Leste, perjuangan bersenjata makin intensif, klandestin aktif membangkitkan semangat  perlawanan rakyat, memancing opini internasional dan memanfaatkan bangkrutnya ekonomi nasional serta tumbangnya rezim orde baru. Tentu saja kepentingan asing juga ikut bermain mendorong lepasnya Timor-Timur.

Kembali kepada semangat 1945

Pelajaran apa yang kita petik dan apa yang harus kita lakukan ? Tumpas habis gerakan separatis, para politikus agar tidak menggunakan isu ini sebagai posisi tawar dalam kedudukannya sebagai oposisi yang membuat ragu pemerintah mengambil keputusan tegas. 

Hargai keikhlasan dan pengorbanan jiwa raga prajurit TNI dan Polri yang dipersembahkan untuk menjaga Papua tetap dalam pangkuan Ibu Pertiwi. 

Mungkin TNI juga perlu mengevaluasi operasi teritorial yang sudah dilaksanakan di Papua.  Tentu saja, perlu didukung Kementerian luar negeri yang harus melakukan langkah diplomasi yang efektif untuk menimbulkan isu positif Papua di masyarakat internasional.

Pembangunan infrastruktur di papua perlu dijaga kesinambungannya untuk memacu kemajuan Papua. Tol laut yang terbukti mengikis disparitas harga harus ditingkatkan. Gelontoran dana otonomi khusus perlu dikontrol agar berguna sebesar-besarnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua.

Dengan upaya tersebut di atas, diharapkan kita bisa membendung pengaruh "siapa pun yang menjadi penumpang gelap" isu Papua. Penumpang gelap itu mungkin berharap terulangnya kekerasan etnis kasus Sampit dan Ambon sebagai bencana sosial untuk mendelegitimasi pemerintah. Video UAS yang tiga tahun tersimpan sengaja  dimunculkan, patut diduga untuk memancing sensitifitas interaksi minoritas-mayoritas yang mendorong isu ras bertambah dengan isu agama di tanah Papua, bahwa ada ancaman dalam mengaktualisasikan kesetaraan gerakan keagamaannya. Semua hal tersebut bisa menjadi katalisator gerakan separatis untuk memperkuat keinginan memiliki identitas bendera sendiri sebagai jalan menuju kemerdekaan Papua.

Maka mari kita kembali kepada semangat 1945. Ketika kita bersama mengusir kolonial dari bumi nusantara. Kita lahir dari kandungan yang sama, rahim Ibu Pertiwi. KitaSemuaBersaudara. Bijaklah mengelola perbedaan dan mengungkapkan ekspresi terkait SARA. Kita semua harus menjaga Papua tetap di pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia.

Bendungan Hilir, 23082019, untuk KitaSemuaBersaudara Kompasiana.

Sumber :
1,2, 

3) Sebastian, Elly. "Peningkatan peran SDM pertahanan nasional guna menghadapi perang generasi keempat". Jurnal Pertahanan April 2015, Vol 5 No 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun