Latihan Penanggulangan Bencana TNI AL
Indonesia merupakan negara yang wilayahnya rawan terhadap bencana. Beberapa faktor penyebab bencana adalah kondisi geografis, iklim, geologis dan beberapa faktor lain diantaranya keragaman sosial budaya dan politik.Â
Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang pada tataran teori tektonik lempeng  diapit oleh 3 lempeng besar benua yaitu di sebelah selatan oleh lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara, sebelah utara oleh lempeng Euroasia yang bergerak ke arah tenggara dan sebelah timur oleh lempeng Pasifik serta lempeng kecil Filipina yang bergerak ke arah barat.Â
Indonesia memiliki 130 gunung aktif baik tipe A, B dan C serta 5000 sungai besar dan kecil, di mana 30% dari seluruh sungai melewati kawasan padat penduduk dengan potensi banjir bandang dan tanah longsor pada musim penghujan.
Dihadapkan kepada kondisi geografis beserta resiko sebagai negara rawan terhadap bencana, maka dituntut kesiapsiagaan TNI untuk melaksanakan salah satu tugas, peran dan fungsi asasinya sesuai amanat UU Nomor 34 tahun 2004 Â tentang TNI yaitu melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).Â
Bentuk OMSP TNI diantaranya adalah membantu tugas pemerintahan di daerah, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan.Â
Kesiapsiagaan TNI khususnya dalam operasi penanggulangan bencana harus dipelihara dengan menyelenggarakan latihan secara periodik dan terukur sejak mulai perencanaan hingga pelaksanaan operasi di kawasan bencana sebagai bagian dari manajemen bencana.
Pada tanggal 21 - 27 November 2018, 15 personel Kesehatan TNI AL mengikuti Latihan Penanggulangan Bencana "Kenari Batu-18" yang diselenggarakan oleh Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AL (Kodiklatal) di Surabaya. Peserta latihan memang sedikit, hanya 60 orang karena jenis latihannya adalah taktis tanpa pasukan dengan metoda diskusi serta gladi Pos Komando (Posko).Â
Keenampuluh personel tersebut terbagi dalam 4 kelompok dengan peran sebagai Satuan Tugas (satgas) SAR, Satgas Evakuasi, Satgas Kesehatan dan Satgas Pengungsian.Â
Berbeda dengan ketiga satgas yang lain yang pesertanya berasal dari induk pasukan masing-masing, untuk Satgas Kesehatan diperankan oleh personel gabungan dari berbagai fasilitas kesehatan TNI AL di wilayah Surabaya. Keempat satgas tersebut telah melaksanakan latihan manajemen bencana dengan skenario daerah latihan Banyuwangi Selatan yang mengalami gempa dan tsunami.
Satuan Tugas Kesehatan
Bagi personel kesehatan latihan ini merupakan kesempatan istimewa dan pertama kali mandiri sebagai satuan tugas kesehatan dari aspek perencanaan kegiatan.Â
Pada berbagai operasi gabungan, baik operasi gabungan TNI (internal TNI), operasi gabungan terpadu (TNI dengan institusi sipil), maupun operasi gabungan bersama (TNI dengan angkatan bersenjata lain), unsur kesehatan pada umumnya selain bertindak sebagai pendukung latihan, juga sebagai pelaku dengan jabatan sebagai Perwira Staf Kesehatan Komando Tugas Gabungan (Pakes Kogasgab).Â