Pada enam dekade lalu,
Satu alat bermain menjadi pilihan.
Kebanyakan anak menatap kelu,
Boneka karet sebatas impian.
Dari negeri jepun boneka mahal didatangkan,
Tak mampu membeli hanya dinyanyikan,
Riang anak tahu namanya,
Dakocan sebutan bonekanya.
Seiring gerak jarum waktu,
Boneka tetap menjadi permainan.
Modus sekelompok massa penentu,
Di toko bilik suara - boneka ditawarkan.
Tak perlu lagi boneka Jepun,
Telah tersedia boneka lokal.
Demi kuasa dilakukan apa pun,
Tersedia boneka pesaing abal-abal.
Saatnya tiba menyusun antrian,
Orang mendatangi bilik elektoral.
Membeli dakocan kekinian,
Boneka untuk teatrikal.Â
Pudji Widodo,
Sidoarjo, 20082024 (181/129)
Sumber gambar :Â KelanaRasa on X
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H