Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Boneka Teatrikal

20 Agustus 2024   11:27 Diperbarui: 20 Agustus 2024   11:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada enam dekade lalu,
Satu alat bermain menjadi pilihan.
Kebanyakan anak menatap kelu,
Boneka karet sebatas impian.

Dari negeri jepun boneka mahal didatangkan,
Tak mampu membeli hanya dinyanyikan,
Riang anak tahu namanya,
Dakocan sebutan bonekanya.

Seiring gerak jarum waktu,
Boneka tetap menjadi permainan.
Modus sekelompok massa penentu,
Di toko bilik suara - boneka ditawarkan.

Tak perlu lagi boneka Jepun,
Telah tersedia boneka lokal.
Demi kuasa dilakukan apa pun,
Tersedia boneka pesaing abal-abal.

Saatnya tiba menyusun antrian,
Orang mendatangi bilik elektoral.
Membeli dakocan kekinian,
Boneka untuk teatrikal. 

Pudji Widodo,
Sidoarjo, 20082024 (181/129)
Sumber gambar : 
KelanaRasa on X

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun