Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pramuka: Pengamatan dan Pengalaman pada Masa Integrasi Timor Timur

1 Mei 2024   10:18 Diperbarui: 3 Mei 2024   05:01 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kegiatan Pramuka di Dili Timor Timur 1976, koleksi keluarga.

Pramuka di awal Operasi Seroja

Hari itu hujan mengguyur jalan dan halaman rumah. Dari jendela ruang tamu, saya menatap pagar halaman tanpa pintu. Rumah yang sudah beberapa bulan tanpa kehadiran ayah.

Sebagai Bintara Perawat Bedah, sejak awal Desember 1975 Ayah saya berada di daratan Timor Portugis. Ayah bertugas bersama Tim Bedah Mobil RSAL dr. Ramelan Surabaya menggunakan kapal perang KRI Teluk Amboina-869 melaksanakan Operasi Seroja. Hampir setahun ayah bertugas di wilayah yang kemudian bernama Timor Timur.

Ketika kembali dari bumi Timor Lorosae selain membawa cerita duka gugurnya para prajurit, ayah saya juga membawa kenang-kenangan berupa dokumen foto. Di antara foto yang masih tersimpan rapi sampai saat ini, terdapat foto-foto kegiatan Pramuka di awal integrasi Timor Timur.

Menurut cerita almarhum ayah, foto kegiatan Pramuka diambil di kota Dili. Hal ini wajar karena Dili adalah kota yang pertama direbut, diduduki dan diamankan ABRI. Lalu mengapa Pramuka langsung ada saat itu ?

Sosialisasi halsduk merah putih

Ketika pergi meninggalkan Timor sebagai wilayah tak bertuan pada tahun 1975, Portugis mewariskan 90,8% rakyat Timor Timur yang telah berusia lebih dari 10 tahun masih buta huruf.

Menjadi tugas berat bagi Indonesia dalam mengawali pembangunan Timor Timur dihadapkan pada lemahnya sumber daya di semua sektor. Beruntung masih ada kesamaan adat, budaya dan agama dengan saudara terdekat di Timor Barat (Provinsi NTT) yang bisa menjadi modal pendekatan.

Proses awal pembangunan Timor Timur dilakukan dalam tiga tahap yaitu rehabilitasi pada Oktober 1976 - Maret 1977, konsolidasi pada April 1977 - Maret 1978 dan tahap stabilisasi pada April 1978 - Maret 1982.

Pada awal integrasi masalah keamanan merupakan hal yang paling menonjol. Persoalan mendasar adalah bagaimana agar militansi perlawanan tidak berkembang dan memupus niat bertempur faksi militer Fretilin serta bertumbuhnya nasionalisme baru warga Timor Timur.

Pemerintah menyadari bahwa nasionalisme dapat berpotensi menjadi masalah laten di kemudian hari. Untuk itu jalur pendidikan dipilih menjadi pintu masuk penanaman rasa kebangsaan.

Pendidikan di dalam dan di luar sekolah termasuk dalam prioritas pembangunan untuk memberantas tiga buta, yaitu buta aksara, buta bahasa dan buta pengetahuan dasar di Timor Timur.

Pramuka sebagai model pendidikan. mungkin dianggap tepat oleh pemerintah sebagai wadah membangun nasionalisme dan karakter nasional sejak awal integrasi Timor Timur dalam NKRI.

Pemerintah Sementara Timor Timur dibentuk pada Maret 1976 dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) telah disiapkan. Dalam situasi transisi dan tanpa menunggu stabilnya keamanan di seluruh wilayah, Gerakan Pramuka di Timor Timur berdiri.

Arsip Nasional RI menyimpan berkas mengenai pembentukan Gerakan Pramuka di daerah Timor Timur tanggal 1 Maret 1976 - 1 September 1979. Di Arsip Nasional RI juga tersimpan bukti pelaksanaan Jambore Daerah I dan Lomba Tingkat IV Kwarda Gerakan Pramuka Timor Timur 19-22 Mei 1979.

Sifat Pramuka sebagai gerakan, dapat diterapkan langsung terhadap kelompok, juga menjadi wahana belajar dan bermain membina ketangkasan dan dialog yang menarik bagi anak dan remaja. Pramuka dipilih sebagai pendekatan yang lebih ramah sementara operasi tempur belum sepenuhnya tuntas.

Pramuka menjadi metode menanamkan cinta dan citra Indonesia sebagai tanah air baru kepada anak, remaja dan kaum muda Timor Timur. Diharapkan akan lahir generasi dengan  karakter Indonesia baru di Timor Timur.

Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi di Timor-Leste, pun mencatat Pramuka sebagai metoda pembentukan disiplin nasional generasi muda Timor Timur.

Salah satu momen penting yang mungkin tidak diketahui masyarakat adalah dikirimnya sukarelawan Pramuka Penegak ke Timor Timur pada tahun 1978. Tugas sukarelawan Pramuka di Timur Timur lebih bersifat pendampingan kepada anak dan remaja serta tugas tambahan sesuai situasi lapangan.

Sukarelawan Pramuka Penegak membimbing kelompok Pramuka Siaga dan Penggalang, membimbing pelajaran sekolah dan bahasa  bahkan membantu dapur umum sampai mengajari anak-anak menggosok gigi.

Mereka tidak hanya bertugas di Dili, di antara sukarelawan Pramuka ada yang dikirim ke Maliana-Bobonaro. Tidak mudah tentu mengajak anak-anak melakukan pola hidup bersih dan sehat di tengah keterbatasan sarana sanitasi saat itu.

Tampak pelibatan formal tenaga bantuan pembinaan pramuka dalam program terstruktur Kwartir Nasional baru pada tahap stabilisasi awal pembangunan Timor Timur April 1978 - Maret 1982. Padahal sejak awal integrasi 1976, anak dan remaja berseragam Pramuka telah mendahului mewarnai kota Dili.

Halsduk merah putih di leher Pramuka anak dan remaja Timor Timur menjadi identitas baru mereka sebagai insan bertanah air baru Indonesia.

Sebagai provinsi termuda, Timor Timur menyumbangkan peran penting bagl Gerakan Pramuka. Pada tahun 1988, Timor Timur menjadi tuan rumah Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka. Hasil munas di antaranya adalah mengakui Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Menjadi anggota Pramuka

Pada kelas 2 SMP saya baru memilih Pramuka sebagai pilihan kegiatan. Sekolah saya sebagai proyek pendidikan IKIP Surabaya, menjadi pangkalan Gugus Depan Pramuka 177-178 di kawasan kampus IKIP Ketintang. Saat itu sekolah memberi fasilitas bangunan sanggar Pramuka.

Regenerasi anggota Pramuka di sekolah saya hanya mengandalkan peminatan, karena saat itu Pramuka Tidak Wajib sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena itu keputusan Mendikbudristek yang menetapkan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler pilihan telah sesuai dengan prinsip kesukarelaan kepanduan.

Bagi saya kegiatan yang paling menyenangkan adalah saat mengisi libur sekolah dengan berkemah di Jogyakarta. Ini adalah perkemahan terjauh selama menjadi Pramuka Penggalang. Dari Surabaya kami dua regu, naik kereta api ke Jogyakarta.

Selain kegiatan rutin teknis kecakapan Pramuka, kegiatan yang sempat saya ikuti sebagai  Pramuka Penggalang adalah Jambore Daerah Jawa Timur. Senang karena bisa bertemu dengan anggota Pramuka dari kota dan kabupaten lainnya.

Salah satu yang menarik perhatian pada level penggalang saat itu adalah pramuka dari gudep yang berpangkalan di Instansi Bea dan Cukai. Alat dan perlengkapan mereka paling baik untuk perorangan maupun kelompok.

Menginjak SMA, Pramuka tetap menjadi pilihan saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sebagai Pramuka Penegak saya beruntung bisa mengikuti kegiatan nasional dan internasional.

Tanda Ikut Serta Raimuna Nasional III, (dokpri).
Tanda Ikut Serta Raimuna Nasional III, (dokpri).
Satu sangga pria dan satu sangga wanita penegak   ambalan sekolah saya mengikuti Raimuna Nasional ke-3 Pramuka  Penegak Pandega di Karangkates Malang Jawa Timur 14-24 September 1976.

Sebagai perkemahan besar, Raimuna diselenggarakan dengan kegiatan bersifat edukatif, kreatif dan rekreatif. Peserta Raimuna bergiliran mendapat kesempatan mengikuti wisata ke Gunung Bromo.

Kesempatan berikutnya ambalan penegak sekolah saya mewakili Surabaya mengikuti Perkemahan Wirakarya Asia Pasific (PW Aspac) di Lebakharjo Ampelgading Malang. Kemah Bakti yang dilaksanakan  tanggal 18 Juni sampai 29 juli 1978 terbagi dalam 3 gelombang .

Berbeda dengan Raimuna, perkemahan wirakarya bersifat karya bakti bagi masyarakat. Selama 6 minggu pada PW Aspac para Pramuka Penegak dan Pandega ikut membangun jalan dan fasilitas umum.

Tak lama setelah mengikuti PW Aspac, seorang Pramuka Penegak Putri sekolah saya, Estu Winahyu sukarela dikirim  bertugas ke Timor Timur mewakili Kwartir Daerah Jawa Timur. Mbak Estu Winahyu, kakak kelas saya, bersama 9 orang Penegak lainnya selama 2 bulan (29 Juni 1978 - 2 Agustus 1978) mendapat tugas dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Pramuka menyambut kunjungan Presiden Soeharto di Timor Timur pada Peringatan Hari Integrasi 1978 (foto koleksi Estu Winahyu)
Pramuka menyambut kunjungan Presiden Soeharto di Timor Timur pada Peringatan Hari Integrasi 1978 (foto koleksi Estu Winahyu)

Pramuka di akhir integrasi Timor Timur

Ketika mulai bertugas di Timor Timur tahun 1995, saya mengetahui Pangkalan TNI AL (Lanal) Dili telah membina Gerakan Pramuka Saka Bahari. Adapun peserta didik Pramuka Penegak Saka Bahari Lanal Dili berasal dari SMAN-1 Dili, SMPN-3 Becora dan SMA Santo Yosef.

Melalui pembinaan generasi muda dan pembinaan teritorial matra laut, Pangkalan TNI AL melakukan pemberdayaan wilayah pertahanan laut. Dalam arsip nasional tercatat pada tahun 1970 telah terbentuk kompi-kompi Pramuka Samudra yang dibina TNI AL.

Saka Bahari Lanal Dili pernah berpartisipasi di ajang nasional Perkemahan Wirakarya di Cibubur. Sedang Penggalang Pramuka SMPN-3 Becora di mana personel Lanal Dili ikut membina, berpartisipasi mengikuti Jambore Nasional.

Sebagai perwira kesehatan Lanal Dili, saya melibatkan Pramuka Saka Bahari dalam setiap Bakti Kesehatan TNI. Pada November 1998 Lanal Dili sempat mengadakan bakti sosial di Pulau Atauro menggunakan KRI Kupang-582.

Menjelang jajak pendapat saya tidak tahu apa isi hati para putra daerah anggota pramuka Saka Bahari.  Mereka tentu tidak menduga bahwa usai jajak pendapat berakhir dengan rusuh massa. Orang tua mereka yang menentukan apakah tetap tinggal di Timor Timur atau melintas perbatasan menyelamatkan diri ke Atambua NTT.

Lanal Dili telah menyusun rencana kontingensi mengantisipasi apapun hasil jajak pendapat. Ini seperti peran peninggalan, ketika kapal yang terancam tenggelam tak dapat lagi diselamatkan.

Penutup

Foto dokumentasi yang dibawa almarhum Ayah saya sepulang dari Operasi Seroja tahun 1976 menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka telah hadir sejak awal integrasi Timor Timur ke dalam NKRI.

Meskipun prinsip dasar Gerakan Pramuka adalah kesukarelaan, namun tampaknya kuantitas anak dan remaja Timor Timur menjadi target pembinaan Pramuka sejak awal integrasi. Yang penting tampak dominasi remaja berseragam coklat dengan asesoris merah putih di kota Dili untuk mensosialisasikan Indonesia sebagai tanah air baru.

Kondisi berbeda saat Presiden BJ Habibie akhirnya resmi menyetujui jajak pendapat pada 27 Januari 1999 dan dilaksanakan pada 30 Agustus 1999. Tinggal menghitung bulan, Indonesia akhirnya menjadi bekas tanah air bagi sebagian rakyat Timor Timur.

Demikian pengamatan dan pengalaman bersama Pramuka mendukung pembangunan Timor Timur yang lebih bermartabat selama dalam bingkai NKRI. Gerakan Pramuka telah berupaya membangun jiwa kebangsaan Indonesia bagi anak muda Timor Timur. Apa pun hasilnya telah menjadi sejarah.

Ke depan dengan semangat gerakan kepanduan, Pramuka Indonesia dan Organisasi Kepanduan Timor Leste dapat bekerja sama membangun relasi generasi muda kedua bangsa untuk perdamaian dan kesejahteraan yang lebih baik (pw).

Pudji Widodo,

Sidoarjo, 29042024, (162/118)

Pramuka Tidak Wajib

Rujukan :

1. Lapian AB. Timor Timur Dalam Gerak Pembangunan. Depdikbud, 1988.

2. Arsip Nasional Republik Indonesia. Inventaris Arsip Tekstual Pramuka. ANRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun