Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Ada bila berarti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bukan Hijau Bukan Merah - KKO AL Memilih Ungu

31 Januari 2024   06:41 Diperbarui: 31 Januari 2024   06:51 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Bugenvile, kompas.com

Pengabdian KKO AL menjadi bukti kualitas keunggulan. Aksi raid di Kalabakan, melawan kapal patroli KD Sri Selangor di perairan Nongsa dan ketabahan Usman-Harun serta pengintaian pantai Komoro di awal operasi Seroja adalah sebagian kecil bukti keunggulan KKO AL. Penuntasan tugas-tugas KKO AL diapresiasi dengan pemberian Panji Unggul Jaya yang sekelas panji matra angkatan dari Presiden Soekarno.

Peran KKO AL pada saat perang, masa damai dan krisis domestik, menempatkannya pada posisi elite. Faktor internal berupa motivasi menjaga kehormatan korps sebagai entitas elite ALRI. Dari sisi eksternal, keberhasilan tugas dan model interaksi  pendekatan terhadap masyarakat, menempatkan KKO AL/Korps Marinir pada posisi elite berdasar pengakuan  masyarakat.

Target meleset

Usia nama KKO AL hanya 27 tahun. Tepat pada hari lahirnya 15 November 1975 pasukan pendarat TNI AL itu kembali menggunakan nama Korps Marinir. Emblem baret pun berubah dengan penambahan jangkar. Ornamen peta Indonesia disertakan sebagai simbol komitmen menjaga kedaulatan NKRI.

Bukan hanya perubahan nama, perubahan kekuatan KKO AL bahkan sudah dimulai menyusul transformasi kekuasaan pasca pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965. Bukan sekedar mereduksi, tetapi Orde Baru signifikan mengamputasi kekuatan KKO AL. Tidak mudah dan butuh waktu lebih dari setengah abad untuk sampai kepada kekuatan Korps Marinir TNI AL kekinian.    


Periode pertama Kabinet Kerja memang mengakui telah lama kita memunggungi laut. Oleh karena itu Presiden Jokowi mendeklarasikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satu pendukung terwujudnya poros maritim adalah pertahanan dan keamanan laut. Namun ternyata hingga menjelang periode kedua jabatan Presiden Joko Widodo berakhir, capaian Minimum Essential Forces (MEF) untuk Marinir hanya 62% dari target.

Indonesia membutuhkan KKO AL sebagai elemen TNI AL, yang besar, kuat dan modern. Tetap memilih berbaret ungu, Korps Marinir TNI AL melanjutkan menyusun kembali desain yang tertunda di era KKO AL. Hal itu dilakukan sesuai perkembangan lingkungan strategis, dengan tetap mempertimbangkan keuangan negara.

Mendahulukan kepentingan kesejahteraan rakyat, membuat TNI rela mengalah untuk urusan alutsista. Apakah desain unggul dan kompetitif Korps Marinir TNI AL telah terwujud? Tampaknya generasi penerus KKO AL terus diuji, termasuk menunggu realisasi janji peserta kontestasi Pilpres (pw).
*catatan ketiga untuk KKO AL.

Pudji Widodo
Sidoarjo, 310124 (147).
Rujukan data :
1. Muzzaki AM : KKO Hingga Marinir 1948 - 1975, Pasang Surut Pasukan Pendarat TNI AL. Matapadi Presindo, 2020.
2. Pramono D : Korps Marinir. LKBN Antara, 1996.
3. Said AA : Dasar Desain Dwimatra. Universitas Negeri Makassar, 2006. 

kompas.comKombinasi Warna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun