Dear Honey,
Tiba-tiba saja ingin aku bercerita banyak kepadamu, tentang sebuah harapan - impian masa depan. Pagi itu, bulan September tahun 2018, aku duduk di kursi teras sebuah rumah. Engkau duduk disampingku, segelas teh hangat kita minum berdua sambil berbincang memandangi pekarangan depan rumah kita.
Tampak bunga-bunga cantik bermekaran berjajar rapi, indah sekali seindah dirimu saat menyiraminya setiap pagi. Semilir angin menari-narikan bunga-bunga melambai seperti tersenyum kearah kita. Alangkah bahagianya saat itu.
Dari pekarangan itu, bila kita menengok ke atas, tampak teleskop mungil di balik kaca jendela lantai dua yang dalam posisi menghadap langit. Kita biasa menggunakan teleskop itu di sabtu malam, Kalau sedang beruntung kita bisa melihat benda-benda angkasa terang yang bergerak perlahan ke utara dan selatan, indah sekali.
Sebelum ini, tak pernah terbayangkan sedikitpun tentang rumah impian kita. sesuatu yang tampak dipaksakan di tahun 2012 ini. Bagaimanapun, berapa puluh juta atau bahkan sampai ratusan juta musti harus disiapkan?. Sementara saat ini?, seperti mendesak harus segera direncanakan dan dialokasikan anggaran khusus untuk dapat meraihnya.
Aku merasa cemas. Aku cemas karena takut tak dapat mewujudkan rumah impian kita dan karena beban perasaan yang hingga kini belum dapat aku sampaikan. Engkau bagaikan bidadari, begitu mempesona dan menginspirasi. Tak mudah bagiku untuk menukarnya dengan yang lain. Dan, kenyataan bahwa setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan membuatku selalu berharap semoga engkaulah tulang rusukku.
"Aishh...!" "Ataukah sebaiknya aku menyerah saja, melupakan keinginan memiliki rumah impian itu bersamamu."
Tapi agaknya hati kecil ini tidak bisa melepasnya begitu saja. Rasa ini menyakinkanku bahwa esok kita akan bersama membangun keluarga ideal yang tenteram, penuh cinta, harapan dan kasih sayang dalam sebuah rumah impian.
Simulasi Budget & Kredit Pemilikan Rumah
Ada pepatah mengatakan bahwa failing to plan is planning to fail. saat ini bulan juni, tahunnya masih 2012. Gagal merencanakan berarti merencakan kegagalan. Aku tak ingin mengubur hidup-hidup rumah impian itu. aku mulai mengubah impian itu dalam bentuk tabel dan angka-angka hari yang musti aku kejar untuk mewujudkannya bersamamu.
Simulasi Budget & Kredit pemilikan rumah yang aku temukan dalam salah satu situs perbankan banyak membantu memberi gambaran dalam merealisasikan rumah impian kita. Luas tanah, luas bangunan, harga rumah, uang muka yang harus dialokasikan, jangka waktu, angsuran dan semua yang diperlukan dalam mewujudkan sebuah rumah impian telah dirumuskannya kedalam satu aplikasi yang interaktif.
Ingin sekali aku menunjukkan sebuah situs baru kepadamu, www.bca.co.id. Ya honey, kini aku rajin mengakses situs www.bca.co.id karena hanya dengan itu dapat membuatku merasa lebih dekat denganmu, tak sabar rasanya ingin segera merealisasikan rumah impian kita.
Menabung itu Menyenangkan
Tak pernah aku merasa menabung menjadi sangat menyenangkan seperti saat ini. Angka-angka di tabungan itu seperti menyemangati hari-hari yang terus berlalu.
Seandainya saja saat ini engkau ada disini, ingin sekali aku, ahhh tidak, maksudku kita bersama melakukan simulasi rumah impian kita di www.bca.co.id itu honey.
Semua ini rasanya tak cukup diungkapkan dengan kata-kata. Terima kasih bca yang selama ini telah banyak memberikan manfaat dan solusi perbankan dalam meraih rencana masa depan serta kebebasan financial dan selalu menghadirkan kemudahan transaksi dalam setiap produk dan layanan perbankan yang ada.
Terima kasih juga untukmu. Hmm once again honey, would you marry me?. ehh :-)
Warm Regards, Puddin ---
Tulisan ini dibuat dalam rangka "Berbagi Cerita Bersama BCA". Semua orang punya impian bukan? dengan mengambil topik "Mewujudkan Hunian Ideal", penulis berharap dapat menyemangati diri dan kita semua dalam mewujudkan sebuah rumah impian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H