Taman Penitipan Anak atau Day Care adalah wahana pelayanan pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam memberikan pendidikan dan mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain.Â
Daycare berfungsi untuk menggantikan peran keluarga dalam jangka waktu tertentu. Di zaman sekarang makin banyak lembaga-lembaga penitipan anak atau day care di karenakan pola hidup kedua orang tua yang sama-sama bekerja sehingga tidak sempat untuk menjaga dan mengasuh anak-anak mereka. Tidak jarang dikarenakan pekerjaan mereka yang sangat sibuk, orang tua menitipkan anak-anak mereka hampir 5 kali seminggu (Yudi,2015).
Menurut Kagan, seorang ahli psikologi perkembangan, umumnya anak usia 4 bulan sampai 29 bulan sudah bisa dimasukan dalam day care. Sebab mulai usia 2,5 tahun atau 3 tahun anak sudah meningkat pada program pre school. Day care dalam mempengaruhi perkembangan anak ditentukan oleh kualitas pengasuhan, fasilitas dan program yang dikembangkan oleh day care.
Menurut Belsky (1989) kualitas day care yang buruk akan menghasilkan perkembangan yang negatif bagi anak. Sehingga orang tua harus lebih hati-hati dalam memilih day care untuk anak-anak mereka.
Carolee Howes (1988) menemukan bahwa anak-anak yang memasuki day care yang berkualitas rendah sejak bayi cenderung kurang berkompeten secara sosial, kurang patuh, kurang dapat mengendalikan diri, kurang berorientasi pada tugas, lebih memperlihatkan sikap bermusuhan, dan mengalami lebih banyak masalah dalam interaksi dengan teman sebaya pada masa awal anak-anak.
Sehingga dalam memilih day care orang tua harus memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh day care karena nantinya akan berpengaruh terhadap perkembangan anak mereka. Jika day care berkualitas rendah maka nantinya akan berdampak negatif untuk perkembangan anak-anak (Hikmah, 2014).
Sebagai orang tua yang bijak kita harus mengetahui standar pelayanan tempat penitipan anak yang kita pilih yaitu
1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Aspek yang harus di perhatikan dalam melakukan pemantauan pencapaian tingkat perkembangan anak meliputi pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.
2.Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Aspek yang harus di perhatikan dalam melakukan standar pendidik dilihat melalui kualifikasi, kompetensi dan kewajiban guru, guru pendamping, pengasuh dan pengelola.
3. Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan dan Pembiayaan
TPA (Tempat Penitipan Anak) pada prinsipnya harus mempunyai program yang sesuai dengan dengan tingkat perkembangan anak (tempat aktivitas anak, ruang luar dan dalam, kamar mandi, jamban, air bersih dll), manajemen berbasis masyarakat (MBS) dengan standar pengelolaan juga diharapkan memiliki perencanaan, pelaksanaan pengelolaan, dan evaluasi.
Serta standar pembiayaan yang ditinjau dari jenisnya (investasi, operasional, dan personal) dan sumber pembiayaan (pemerintah, yayasan, masyarakat, atau sumbangan).
4. Standar isi, proses, dan penilaian
Pada standar isi meliputi struktur program PAUD/TPA (nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.), bentuk layananan kegiatan (berdasarkan kelompok usia), dan alokasi waktu (lama pertemuan) serta rombongan belajar (jenis PAUD/TPA).
Sementara itu pada standar proses meliputi Pertama, perencanaan (semester, RKM, RKH berdasarkan kelompok usia), prinsipnya dan pengorganisasiannya. Kedua, pelaksanaan (penataan lingkungan bermain serta pengorganisasian kegiatan). Sedangkan pada standar penilaian dilihat berdasarkan teknik penilaian, lingkup penilaian, proses penilaian dan pengelolaan hasil penilaian).
Karena pada dasarnya tempat penitipan anak yang baik pastinya mempunyai standar-standar tersebut untul menunjang kualiatas mereka dalam mengasuh peserta didik (Ramawati, 2016).
Sebenarnya sebelum kita memutuskan untuk menitipkan anak kita pada jasa penitipan anak, kita bisa saja menitipkan mereka kepada kakek neneknya atau saudara kita karena kita masih mempunyai kekerabatan yang dekat sehingga nantinya anak dapat di tanamkan nilai-niali dalam keluarga kita dan secara tidak langsung juga lebih aman.
Ketika kedua orang tua memilih untuk bekerja dan menitipkan anak-anak mereka di day care  secara tidak langsung hubungan sosial antara orang tua dan anak akan semakin jarang, apalagi kalau penitipannya dari pagi sampai sore durasi pertemuan antar orang tua dan anak semakin sedikit sehingga hubungan mereka akan semakin renggang.
Tetapi jika tidak mempunyai pilihan lain boleh-boleh saja menitipkan anak di day care asalkan day care tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H