Keluarga memainkan peranan penting dalam membangunkan kesejahteraan, pengasuhan dan pendidikan dasar kepada anggota-anggota keluarga (Fahrudin, 2005). Setiap keluarga pasti mempunyai rutinitas yang bisa membuat masing-masing anggota keluarga menjadi lebih dekat. Rutinitas menurut Jane Brooks (2011) merupakan interaksi berpola yang terjadi secara teratur dalam setiap hari, minggu, atau bulan untuk mencapai tujuan praktis seperti rutinitas saat makan, tidur,melakukan pekerjaan rumah sehari-hari.Â
Kebiasaan baik yang dilakukan secara terus-menerus oleh anggota keluarga bisa di jadikan rutinitas untuk membiasakan  anak melakukan kegiatan tersebut. Agar rutinitas yang diinginkan dapat berjalan dengan baik maka masing-masing anggota keluarga harus memahami pola interaksi antar masing-masing anggota keluarga, pola interaksi ini terdiri dari;
- Anggota keluarga saling menyepakati mengenai nilai dan kepentingan menggunakan waktu dan tenaga keluarga dalam menetapkan tujuan, mengidentifikasi kebutuhan dan melaksanakan fungsi. Dengan demikian Setiap anggota keluarga diharuskan untuk saling mengerti dan memahami perannya masing-masing misalnya ayah berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk mencari nafkah bagi keluarganya, ibu bertugas untuk merawat keluarga dan anak bertugas untuk patuh kepada kedua orang tua
- Menghargai sumbangan dan pencapaian besar dan kecil anggota keluarga dan mendorong anggota keluarga untuk terus berusaha memperbaikinya. Misalnya ketika anak mendapatkan nilai yang kurang memuaskan saat ujian maka sebagai orang tua kita harus mendukung dan memberikan pengertian tentang baik atau buruknya hasil yang sudah mereka dapatkan, dan jangan memarahi anak agar mereka tidak merasa kecewa dan tidak bisa bersyukur terhadap apa yang mereka dapatkan jika demikian maka akan berpengaruh terhadap semangat belajar mereka
- Bersatu dalam menjalankan aktivitas keluarga. Setiap anggota keluarga bisa meluangkan waktu untuk bersenang-senang dengan anggota keluarga yang lain. Misalnya mencuci mobil bersama-sama atau membuat kue bersama, itu adalah salah satu contoh kecil yang bisa kita lakukan bersama keluarga kita.
- Berkomunikasi secara efektif dan senantiasa menggalakkan sumbangan ide dan kritik positif dari anggota. Jika salah satu dari anggota keluarga mendapatkan masalah maka kita bisa memberikan solusi atau saran agar masalah yang mereka hadapi segera selesai.
- Mengamalkan praktek mendengarkan secara efektif terhadap masalah, kehendak, kekecewaan, aspirasi, ketakutan dan harapan anggota keluarga dengan penuh dukungan. Jika salah satu dari anggota keluarga sedang sedih kita bisa teman curhat mereka
- Memberikan pengukuhan dan dukungan terhadap dan sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga bisa saling mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga (Fahrudin,2012)
Rutinitas juga bisa meningkatkan kompetensi akademik anak misalnya membaca dongeng sebelum tidur, membaca dengan keras dan rutinitas membuat PR. Setelah seharian bekerja Ayah dan ibu bisa bersama-sama membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur agar anak merasa diperhatiakan dan di sayangi oleh kedua orang tuanya, orang tua juga bisa menstimulus perkembangan bahasa anak melalui dongeng. Membiasakan anak membaca dengan keras sangat bermanfaat dalam melatih pelafalan anak dan keberanian anak dalam berbicara. ketika orang tua sudah membiasakan anak untuk mengerjakan PR maka anak akan terbiasa langsung mengerjakannya sehingga saat di sekolah mereka tidak lupa dan mendapat nilai yang baik di sekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H