Program Kick Off Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) kembali diadakan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia (RI). Program P2P tahun ini diadakan di 16 provinsi Indonesia. Di mana, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menjadi pembuka programnya.
Berlangsung selama tiga hari, mulai dari 5-7 November, Kick Off P2P dengan tema "Perempuan Berdaya Mengawasi," dilaksanakan di Hotel Axana Padang, Sabtu (5/11).
Pada Program P2P tahun ini, Bawaslu menekankan bahwa dalam pemilihan umum, tidak ada ketimpangan gender antara lagi-laki dan perempuan. Semua memiliki hak yang sama dalam partisipasinya.
Demikianlah salah satu alasan pemilihan tema dan tempat pembukaan P2P tahun ini, untuk merepresentasikan peran perempuan dalam pengawasan Pemilu. Di mana, Sumbar memiliki sistem kekerabatan matrilineal yang menandakan bumi Minangkabau memiliki pemahaman kalau perempuan memiliki derajat yang tinggi.
Program P2P diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai latar belakang. Di antaranya, Organisasi kepemudaan, pemilih muda, pemilih pemula, organisasi masyarakat, dan komunitas. Selain itu, penyandang disabilitas, difabel, atau masyarakat berkebutuhan khusus lainnya juga dapat mengikuti program ini.
Tujuan diadakannya P2P adalah untuk menciptakan proses Pemilu yang berintegritas. Di mana, seluruh lapisan masyarakat turut ikut mengawasi jalannya Pemilu dan paham mengenai hal-hal yang dilarang dalam pemilu. Sehingga nantinya tidak terjadi kegaduhan usai berjalannya Pemilu tahun 2024.
P2P sendiri merupakan lanjutan dari program Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP) yang telah dijalankan oleh Bawaslu sejak tahun 2019. P2P tahun ini dibuka secara langsung oleh Perwakilan dari Bawaslu RI.
Dilansir dari ganto.co Afdhal Zikra, Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling, Tahun masuk 2019 salah satu peserta P2P dari organisasi kepemudaan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Ilmu Pendidikan (IP) Universitas Negeri Padang (UNP) mengatakan bahwa Program P2P ini bagus untuk menambah pengetahuan tentang Pemilu, sehingga nantinya dapat menjadi pemilih yang cerdas dalam Pemilu.
Lebih lanjut, Afdhal berharap setelah mengikuti acara ini peserta dapat mengedukasi keluarga terdekatnya tentang apa saja pelanggaran-pelanggaran yang ada saat Pemilu, seperti politik uang dan kampanye hitam.