Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga, khususnya orang tua sebagai pendidik  dalam keluarga maupun guru di lingkungan sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan tugas yang sangat mendesak untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek. Jadi jelas sekali bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, sehingga keluarga berharap anak tersebut benar-benar menjadi anak yang berkepribadian  baik.
 Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, keluarga merupakan salah satu lembaga penanggung jawab pendidikan bersama masyarakat dan pemerintah. Keberadaan orang tua merupakan penanggung jawab utama dalam menanamkan nilai-nilai yang paling mendasar sebelum anak memasuki masyarakat selanjutnya, karena keluarga dapat dianggap sebagai lembaga pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan anak dan bagi perkembangan pendidikan generasi muda serta  bagi pembinaan bangsa secara keseluruhan.
Dalam kaitan ini, pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang berkesinambungan sepanjang hayat. Peran orang tua sangat penting karena harus memantau tumbuh kembang anaknya agar menjadi anak yang sesuai dengan harapannya. Peran orang tua dalam kehidupan berkeluarga tidak hanya sebatas melahirkan anak, memberi makan, memberi tempat tinggal, tetapi juga memberikan pendidikan yang baik, baik formal maupun informal.
Keluarga dan pendidikan adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Karena di mana ada keluarga, di situ ada pendidikan. Ketika orang tua menunaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam membesarkan anak, maka anak juga membutuhkan pendidikan orangtuanya. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan keluarga diartikan sebagai bagian dari jalur pendidikan ekstrakurikuler yang berlangsung dalam keluarga dan membekali keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan .
Keluarga merupakan landasan pendidikan masyarakat yang pertama dan utama, karena di dalam keluargalah manusia dilahirkan dan dibesarkan. Bentuk, isi dan metode pendidikan keluarga akan selalu mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian dan karakter setiap orang. Pendidikan yang diterima dalam keluarga akan digunakan anak sebagai landasan untuk melanjutkan studinya di sekolah. Jauh sebelum sekolah berakhir, di rumah, orang tua merupakan guru pertama dan panutan utama. Oleh karena itu, pendidikan keluarga penting dalam membentuk kepribadian, kecerdasan, dan masa depan anak.
Belum lama ini, ada artikel  menarik dari Dr. Dede Rubai Misbahul Alam saat momentum hari pendidikan Nasional tentang penanaman pendidikan di dalam keluarga  itu penting. Ada banyak alasan mengapa pendidikan keluarga sangat penting dan diperlukan, antara lain:
- Membentuk kepribadian dan moralitas: Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak dalam menyerap nilai-nilai kehidupan. Pendidikan  keluarga menanamkan kejujuran, kebaikan, tanggung jawab dan etika yang membantu anak  berinteraksi sosial dan menjalani hidup.
- Mengembangkan potensi anak: Orang tua berperan dalam mengenali minat dan bakat anak sejak dini. Dengan dorongan dan bimbingan yang tepat, pendidikan keluarga dapat membantu anak mengembangkan potensi dirinya secara optimal, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
- Membangun rasa percaya diri: Kasih sayang, dukungan dan penghargaan dari orang tua dalam keluarga membantu membangun rasa percaya diri pada anak.Pendidikan yang baik menjamin anak merasa mampu dan berani menghadapi tantangan dan mencapai impiannya.
- Kembangkan kebiasaan belajar: Kebiasaan belajar yang baik tidak muncul dengan sendirinya. Kebiasaan membaca, berdiskusi, dan memecahkan masalah yang ditanamkan dalam keluarga akan diteruskan kepada anak-anak yang sudah dewasa, sehingga menjadikan mereka pembelajar seumur hidup.
- Mempererat hubungan keluarga: Proses pendidikan dalam keluarga membangun komunikasi yang baik antar anggota. Orangtua dan anak belajar untuk saling memahami, saling menghormati, dan bekerja sama. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat ikatan emosional dan menciptakan keluarga yang harmonis.
Selanjutnya ada beberapa cara menjalankan pendidikan dalam keluarga diantaranya :
Menciptakan Lingkungan yang Kondusif: Sediakan ruang belajar yang nyaman dan lengkapi dengan bahan bacaan atau permainan edukatif.
Menjadi Teladan yang Baik: Orang tua adalah panutan utama bagi anak. Tunjukkan perilaku dan kebiasaan positif yang ingin anak tiru.
Komunikasi Terbuka dan Efektif: Jalin komunikasi yang hangat dan terbuka. Dengarkan anak dengan penuh perhatian dan berikan ruang bagi mereka untuk berpendapat.
Membiasakan Aktivitas Bersama: Manfaatkan waktu luang untuk belajar dan bermain bersama. Hal ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga mempererat hubungan keluarga.
Menghargai Prestasi dan Memberikan Bimbingan: Apresiasi setiap pencapaian anak, sekecil apapun. Namun, jangan lupa untuk memberikan bimbingan dan arahan untuk perbaikan.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa hak mendidik anak, dalam sifat, bentuk, isi, dan alirannya, pada dasarnya ada pada orang tua bukan pada pihak lain. Pandangannya itu dasari oleh pandangan bahwa dalam diri orang tua tergabung berbagai golongan baik itu golongan kebangsaan, kerakyatan atau keagamaan dan golongan itulah yang memiliki hak untuk menetapkan sifat, bentuk, isi, dan aliran pendidikan untuk kepentingan anak-anak.
Pendidikan keluarga yang baik adalah pendidikan yang memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan-pendidikan agama. Pendidikan dalam keluarga juga sangat terkait dengan peran orang tua dalam mendidik anak Peran orang tua juga menanamkan nilai-nilai luhur, kebiasaan-kebiasaan baik, warisan dari budaya masa lalu, nilai-nilai keagamaan serta nilai-nilai lainnya yang membantu anak-anak untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh dan berkualitas.
Terkait penanaman nilai-nilai agar anak tumbuh kembang menjadi pribadi yang utuh dan berkualitas dimulai dalam keluarga. Keluarga khususnya ibu berperan dalam menanamkan nilai-nilai agama dan spiritualitas kepada anak-anak. Ibu mengajarkan anak-anak tentang keyakinan mereka dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam keluarga, ibu bagaikan jantung yang menghidupkan seluruh anggota keluarga. Peran dan fungsinya tak tergantikan, menjadikannya sosok sentral dalam menciptakan kehangatan, kebahagiaan, dan pondasi kokoh bagi masa depan keluarga. Fungsi Ibu yang tak tergantikan diantaranya memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Pengasuhan dan pendidikan yang diberikannya akan membekali anak dengan kemampuan dan mental yang kuat untuk menjadi individu yang sukses dan bermoral.
Fungsi Ibu juga sebagai penjaga kehangatan dan kebahagiaan keluarga. Kasih sayang dan perhatiannya menciptakan suasana rumah yang penuh cinta dan kedamaian, menjadi fondasi bagi hubungan yang kuat antar anggota keluarga. Dan paling utama fungsi Ibu  menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada anak-anaknya. Ajaran dan teladannya menjadi kompas moral, membimbing mereka untuk menjadi individu yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.
Anak membutuhkan kehangatan kasih sayang dari orang tuanya, namun tidak secara berlebihan ataupun kekurangan. Oleh karena itu, orang tua terutama ibu, mesti melaksanakan fungsi afeksi ini dengan baik agar jiwa anak tumbuh dengan sehat. Sebuah suasana keluarga yang hangat, romantis, dan penuh kasih sayang akan menumbuhkan kepribadian yang baik bagi anak dan dapat menghindarkan pengaruh psikologis yang tidak baik.
Dalam lingkungan keluarga anak-anak dididik mulai dari belajar, berjalan, sikapnya, perilaku keagamaannya, dan pengetahuan serta kemampuan lainnya. Memang karena sekarang berbagai kemampuan yang harus dikuasai anak begitu kompleksnya, maka tidak semua hal dapat diajarkan atau dididik dari orang tua, sehingga anak-anak meski dikirim ke sekolah. Namun demikian pendidikan di keluarga tetap merupakan dasar atau landasan utama bagi anak (khususnya dalam pembinaan kepribadian) untuk mengembangkan pendidikan selanjutnya.
Dengan demikian pendidikan dalam keluarga akan membimbing anak dalam kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Karena dalam keluarga anak dididik untuk berpikir kritis dengan cara selalu berdialog kepada anak untuk memecahkan masalah dan dalam keluarga anak pun dididik untuk dapat menghargai dan menghormati orang lain seperti ketika sedang berbicara anak dilarang untuk memotong pembicaraannya dan ketika libur sekolah anak membantu pekerjaan orangtuanya di rumah.
Jadi pendidikan dalam keluarga adalah investasi yang tak ternilai untuk masa depan anak. Dengan bekal pendidikan keluarga yang baik, anak akan tumbuh menjadi individu yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan hidup. Ingatlah, orang tua adalah pahlawan pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Puad Zen, S.Pd.I, Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana UNISMA Bekasi
Prodi MPAI dan Kepala SMKS Bina Nasional Informatika Cikarang Utara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI