Perceraian masih menjadi masalah yang sering terjadi di Indonesia. Belakangan ini media sosial sedang dihebohkan dengan berbagai kasus perceraian dari kalangan artis. Menurut laporan Badan Pusat Statistik, jumlah kasus perceraian di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 516.334 kasus. Jumlah itu meningkat 15,31% dibandingkan tahun 2021 yang sebanyak 447.743 kasus.
7 Penyebab Kasus Perceraian
1. Komunikasi yang BurukÂ
Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik seringkali menjadi penyebab utama perceraian. Pasangan suami-istri yang tidak dapat berbicara dengan jujur dan terbuka tentang perasaan mereka cenderung mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan konflik.
2. Perselingkuhan
Perselingkuhan merupakan kesalahan serius yang sulit ditolerir karena bisa merugikan korbannya. Masalah ini mengarah pada fakta bahwa kepercayaan hancur, sehingga hubungan memburuk dan berbagai masalah dapat muncul dalam situasi ini. Seringkali, pasangan yang menghadapi masalah perselingkuhan memilih perceraian sebagai keputusan terbaik.
3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Korban KDRT biasanya tidak berdaya, takut, tertutup dan sangat tidak puas dengan pernikahannya. Hal ini menjadikannya salah satu penyebab perceraian paling umum di Indonesia.
4. Perbedaan Pendapat
Perbedaan pendapat tentang hal-hal penting seperti agama, politik, prinsip, dan cara mendidik anak dapat menyebabkan konflik yang sulit diatasi sehingga timbul keputusan untuk bercerai.
5. Masalah Keuangan
Masalah keuangan seperti hutang, pengeluaran yang berlebihan, atau perbedaan pendapatan dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan pernikahan.
6. Hilangnya Perasaan Romantis
Terkadang hidup terpisah dan kehilangan perasaan romantis justru bisa membawa pasangan suami-istri pada perceraian.
7. Pernikahan Dini
Mereka yang memilih untuk menikah dini dapat berujung pada perceraian karena secara mental belum siap untuk membina rumah tangga juga pasangan masih kekanak-kanakan dan belum mampu secara dewasa mengambil keputusan atau menyelesaikan konflik dengan tenang.
Dampak Perceraian pada Anak
Perceraian dapat memberikan dampak yang sangat besar pada anak-anak yang menjadi korban dari perceraian orang tua mereka. Berikut beberapa dampak perceraian pada anak antara lain:
- Gangguan psikologis pada anak seperti depresi, kecemasan, dan stres.
- Anak akan kehilangan keinginan untuk berinteraksi sosial dengan teman-teman mereka.
- Anak akan merasa bersalah atas terjadinya perceraian orang tuanya.
- Menurunnya prestasi akademik anak.
- Berperilaku impulsif dan agresif.
- Kehilangan kepercayaan pada pernikahan atau keluarga.
Solusi untuk Mengatasi Dampak Perceraian pada Anak
Untuk mengatasi dampak negatif perceraian pada anak, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain:
- Memberikan dukungan emosional kepada anak-anak mereka agar anak-anak tersebut merasa didukung dan dicintai.
- Membuat jadwal waktu berkualitas dengan anak agar anak-anak tersebut merasa dihargai dan diperhatikan.
- Mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor untuk membantu anak-anak mereka mengatasi dampak negatif perceraian.
- Menjaga komunikasi yang baik antara orang tua agar anak-anak mereka tidak merasa tertekan atau khawatir.Â
Referensi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H