Di era digital, AI telah menjadi salah satu inovasi paling signifikan yang memengaruhi berbagai sektor, termasuk pemasaran digital. Teknologi ini membantu perusahaan untuk mengotomatisasi proses, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan membuat keputusan berdasarkan data dengan lebih cepat dan akurat. Penelitian ini membandingkan pemanfaatan AI dalam strategi pemasaran digital antara negara maju dan berkembang, mengungkap tantangan serta peluang masing-masing.
Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur sistematis (Systematic Literature Review/SLR) dengan menganalisis 50 artikel dari basis data terkemuka seperti Scopus, Springer, dan IEEE Xplore. Proses analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak NVivo dan VOSviewer untuk menemukan pola, tren, dan kesenjangan dalam adopsi AI.
Temuan Utama
Memanfaatkan AI untuk personalisasi konten, analitik prediktif, dan otomatisasi pemasaran.
Didukung oleh infrastruktur digital yang canggih dan sumber daya manusia yang memadai.
Menggunakan teknologi seperti chatbot, analitik big data, dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan efisiensi kampanye pemasaran.
Masih berada pada tahap awal dalam mengadopsi strategi pemasaran berbasis AI.
Menghadapi kendala seperti investasi teknologi yang rendah, literasi digital yang terbatas, dan kurangnya akses data berkualitas.
Strategi pemasaran sering kali masih bergantung pada metode konvensional atau teknologi digital dasar yang belum terintegrasi dengan AI.
Faktor yang Mempengaruhi Adopsi AI
Infrastruktur Teknologi: Negara maju memiliki akses lebih baik ke teknologi canggih dibandingkan negara berkembang.
Dukungan Pemerintah: Regulasi yang mendukung inovasi teknologi mendorong adopsi AI di negara maju.
Kesiapan Sumber Daya: Ketersediaan tenaga kerja terlatih menjadi tantangan utama di negara berkembang.
Model dan Kerangka TeoriPenelitian ini menggunakan Model Penerimaan Teknologi (TAM) untuk menganalisis bagaimana AI diadopsi di berbagai negara. TAM menyoroti bahwa penerimaan teknologi bergantung pada persepsi kemudahan penggunaan dan manfaat yang dirasakan. Di negara maju, persepsi positif terhadap AI mempercepat adopsi, sementara di negara berkembang, keterbatasan infrastruktur dan resistensi terhadap perubahan menjadi penghambat.
Perbandingan Pemanfaatan AI
Personal Branding dan Pengalaman Pelanggan:
Negara maju, seperti AS dan Jepang, menggunakan AI untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan melalui rekomendasi berbasis data.
Di negara berkembang, perusahaan e-commerce mulai menerapkan analitik prediktif untuk memahami preferensi pelanggan.
Iklan Digital:
Algoritma AI membantu negara maju mengoptimalkan anggaran iklan dan meningkatkan konversi pada platform seperti Google Ads.
Di negara berkembang, pengumpulan data untuk mendukung algoritma masih menjadi tantangan.
Chatbot dan Layanan Pelanggan:
Chatbot berbasis pembelajaran mesin telah menjadi standar di negara maju.
Di negara berkembang, chatbot masih dalam tahap awal adopsi.
Tantangan dan PeluangNegara berkembang menghadapi tantangan signifikan seperti biaya implementasi yang tinggi, keterbatasan infrastruktur, dan kurangnya literasi digital. Namun, peluang tetap ada, terutama jika negara-negara ini dapat mengatasi hambatan ini melalui investasi teknologi, pendidikan digital, dan kolaborasi global.
Implikasi Penelitian
Untuk Negara Maju:
Terus berinovasi dalam AI untuk lebih mengoptimalkan strategi pemasaran.
Untuk Negara Berkembang:
Investasi dalam infrastruktur dan pendidikan digital sangat penting.
Solusi AI lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dapat memberikan keuntungan kompetitif.
Kesimpulan AkhirAI adalah komponen kunci dalam transformasi digital pemasaran. Meskipun negara maju memiliki keunggulan dalam penerapan teknologi ini, negara berkembang memiliki potensi besar untuk mengejar ketertinggalan dengan strategi yang tepat. Penelitian ini menekankan perlunya kolaborasi global dan investasi yang berkelanjutan untuk memastikan adopsi AI yang merata di seluruh dunia.
Source:https://www.ilomata.org/index.php/ijjm/article/view/1534
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H