2.Perlunya Kerangka Tata Kelola yang Ketat
Pergeseran wacana ke arah tata kelola yang ketat menunjukkan kebutuhan mendesak untuk membentuk kebijakan yang transparan, akuntabel, dan adil dalam penggunaan AI. Kebijakan ini dapat mencakup badan pengawas independen, audit berkala terhadap sistem AI, dan pedoman yang jelas tentang penggunaan AI dalam perlindungan anak.
3.Keterlibatan Suara Anak dan Keluarga
Suara anak-anak dan keluarga yang menjadi penerima manfaat dari teknologi ini sangat kurang terwakili dalam pemberitaan media. Keterlibatan perspektif mereka penting untuk memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang dampak nyata dari AI dalam perlindungan anak.
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa wacana media tentang etika AI dalam perlindungan anak berkembang seiring waktu, dari optimisme awal hingga pemahaman yang lebih kritis. Peningkatan kesadaran terhadap tantangan dan dilema etis yang dihadapi teknologi ini dapat membantu membentuk kebijakan publik yang lebih bijaksana dan penerapan AI yang lebih bertanggung jawab. Di masa depan, penting bagi semua pihak, termasuk media, perusahaan teknologi, dan pembuat kebijakan, untuk terus mengeksplorasi cara terbaik dalam menyeimbangkan perlindungan anak dan hak privasi, sehingga penerapan teknologi AI di bidang ini dapat dilakukan secara etis dan berkelanjutan.
Source:https://www.ilomata.org/index.php/ijss/article/view/1277
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H