Di sisi lain penawaran yang tinggi imbalan yang diperoleh di kota membuat banyak orang berbodong-bondong untuk bekerja di kota. Meninggalkan kampung halamannya. Selain itu, lapangan pekerjaan di desa menjadi tidak berkembang karena tidak ada orang yang mampu untuk memfasilitas lapangan pekerjaan tersebut. Jadilah desa yang berkembang secara evolusi dan berlahan-lahan.Â
Di samping itu juga adanya penurunan jumlah sumber daya manusia untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat sosial atau kegiatan gotong royong guna membangun desa. Bila hal ini berlangsung terus-menerus dikhawatirkan bahwa kehidupan sosial dan gotong royong yang ada di desa saat ini makin lama akan menjadi sirna.
Menjawab situasi tersebut maka penulis menyarankan adanya suatu kesadaran kolektif untuk membangun dan menata kembali nilai-nilai kebersamaan, sifat kepahlawanan dan nilai dari perjuangan tersebut. agar memenuhi kebutuhan hidup masyarakat kita baik dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya dan tercipta pembangunan wilayah yang baik di kemudian hari.Â
Selain itu juga perlu adanya "kerinduan" untuk kembali dan membangun wilayah desa yang ditinggalkan baik dalam waktu yang relatif singkat maupun relatif lama. Kerinduan ini perlu dipupuk agar pembangunan di wilayah kita dapat terwujud dan integritas masyarakat dapat berkembang sesuai dengan kondisi real sosial ekonomi dan budaya dalam lingkup keberagaman.
Salam Senaren dari bumi Lamaholot, Nusa Tenggara Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H