Mohon tunggu...
Priyanto Sukandar
Priyanto Sukandar Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Seandainya Tarif Internet Telkomsel Turun

4 Mei 2017   17:23 Diperbarui: 4 Mei 2017   17:42 5847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Desakkan agar tarif internet Telkomsel turun, terus didengungkan oleh berbagai pihak. Namun tidak ada yang pernah mengulas bagaimana dampak yang terjadi jika tarif internet Telkomsel turun. Benarkah masyarakat akan diuntungkan ?Betulkah industri akan makin sehat ? Yuk mari kita kupas satu persatu secara objektif apa dampaknya ketika tarif internet Telkomsel dipaksa turun.

Dengan tarif internet yang dianggap mahal saat ini harus diakui Telkomsel adalah operator dengan jangkauan terluas dan kualitas terbaik. Data dari Open Signal membuktikan hal tersebut bagaimana Telkomsel unggul secara kualitas di sebagian Jawa dan hampir seluruh kawasan di luar Jawa. Testimoni para pelanggan yang bisa ditangkap di media sosial juga memperkuat hal tersebut. Setiap orang yang punya mobilitas tinggi hingga ke kota kecil dan pelosok bisa dipastikan menggunakan kartu Telkomsel. Silakan cek langsung dilapangan jika sekiranya informasi tadi tidak valid.

Jumlah BTS yang dimiliki Telkomsel pun sudah jauh melewati operator lain. Hingga akhir tahun 2016 berdasarkan data yang dipublikasikan oleh masing-masing operator disebutkan bahwa jumlah BTS Telkomsel  mencapai  129 ribu, bandingkan dengan XL yang 84 ribu dan Indosat 56 ribu.  Dari sini saja sudah bisa mencerminkan betapa luas jangkauan Telkomsel.

Memang pelanggan saat ini, khususnya pelanggan data adalah pelanggan yang menuntut kualitas tinggi. Maka tidak heran banyak yang tetap bertahan menggunakan Telkomsel dengan alasan kualitasnya lebih baik dari yang lain. Anggapan harga mahal akhirnya jadi bisa ditolerasi mengingat kebutuhan kualitas tadi. Ya layaknya ungkapan yang terkenal ini “ada uang ada barang, ada harga ada rupa, ada biaya ada kualitas”.

Oke, jadi itu gambaran saat ini. Lalu dengan adanya anggapan tarif mahal saja, Telkomsel tetap menjadi pilihan sebagian besar pelanggan. Dari berbagai pemberitaan, konon market share Telkomsel lebih dari 50% secara nasional.

Sekarang, mari kita berhandai-handai. Gimana kalau Telkomsel memenuhi tuntutan sebagian masyarakat di media sosial agar menurunkan tarif internet ? Ada yang bilang dengan tarif yang terlalu mahal Telkomsel mencatatkan laba bersih yang luar biasa bahkan cenderung abnormal sehingga net profitmargin nya mencapai 31%. Satu angka yang dibilang tidak masuk akal karena perusahaan besar lain di dunia saja rata-rata punya margin di bawah 25%.

Turun tarif mungkin kabar gembira bagi pelanggan….mereka bisa menikmati layanan telekomunikasi tanpa dibebani urusan kantong. Biaya telekomunikasi mereka bisa jadi lebih ringan dan bisa dialokasikan untuk belanja kebutuhan yang lain. Tapiiii…mau sampai kapan pelanggan mendapat previledge itu? Karena turun tarif Telkomsel juga memiliki efek domino yang perlu diwaspadai.

Akibat tarif Telkomsel turun adalah OPERATOR LAIN BAKAL MEGAP MEGAP. Lho…kok bisaa ? Sederhana sih penjelasannya. Siapa yang tidak suka tarif lebih murah dengan kualitas terbaik ? Seperti dibilang di atas, dengan tarif yang dianggap mahal saja 51% pelanggan masih memilih Telkomsel. Kebayang kan kalau tarif itu jadi lebih murah, apa tidak berbondong-bondong tuh pelanggan hijrah ke Telkomsel ? Lumayan kan, bisa menikmati jaringan terluas hingga ke pelosok dengan kualitas yang baik tapi bayarnya lebih irit

Operator lain yang selama ini kebagian pasar yang lebih memilih tarif yang dianggap murah, bisa jadi gigit jari karena pelanggannya menemukan layanan yang lebih menarik dengan harga yang lebih kompetitif. Apa tidak kasihan sama operator-operator ini ? Nanti Telkomsel dibilang monopoli lagi….padahal kan pelanggan adalah raja, yang bisa memilih apa saja yang dia mau dan ia butuhkan.

Kalau operator lain megap-megap, pasti secara langsung akan berdampak secara langsung pada LEMAHNYA INDUSTRI. Nah ini adalah akibat kedua jika Telkomsel turunkan tarif. Tidak ada industri yang sehat jika satu perusahaan saja yang tegak berdiri dengan kinerja bagus. Seharusnya para pemain bisa berkompetisi secara fair yang membuat pelanggan happy tapi perusahaan juga tetap beroperasi dan mencetak profit. 

Masalahnya kompetisi di telekomunikasi sudah dibuka lebar oleh pemerintah sejak deregulasi di tahun 1999. Tapi nyatanya strategi para operator ini berbeda-beda dan sekarang baru kelihatan strategi membangun di luar Jawa adalah berkah luar biasa. Telkomsel melakukan itu sejak awal berdiri meskipun pada saat itu banyak pertanyaan mengenai profitabilitas. 

XL dan Indosat cenderung fokus pada Jawa yang gemuk. Dan sekarang dengan sudah terlalu matangnya pasar Jawa, kedua operator ini seperti gagap menghadapi persaingan di luar Jawa khususnya di Indonesia Timur. Nah dengan kondisi seperti itu, tarif lebih murah yang dikeluarkan TElkomsel sudah bisa dipastikan bakal memperparah kinerja operator lain, dan akibatnya industry menjadi kurang sehat karena sebagian operator kehilangan profitabilitasnya.

Lalu, apa yang terjadi setelah itu …nah ini adalah akibat ketiga jika Telkomsel menurunkan tarif, yaitu TIDAK ADANYA PEMBANGUNAN lebih lanjut. Di tahun-tahun pertama mungkin Telkomsel akan menikmati euphoria pelanggan berpindah dari operator lain. Pangsa pasar naik drastis…sementara operator lain muram dan mulai lebih hati-hati merancang rencana investasi. Namun di jangka lebih menengah dan panjang bisa dipastikan Telkomsel pun akan melemah. 

Revenue mulai menciut, sementara biaya bisa saja naik karena mengelola pelanggan yang lebih besar. EBITDA margin bisa jadi turun dan laba bersih otomatis akan tergerus. Nah dalam kondisi seperti ini, apakah Telkomsel akan melakukan pembangunan infrastruktur seluas dan seagresif sebelumnya ? Ayo bayangkan dengan nalar yang benar.

Tentu pertimbangannya akan lebih dalam, apalagi pemegang saham pasti menuntut keuntungan yang bertumbuh.  Profitabilitas perusahaan yang  melemah  akan berdampak pada rencana pembangunan. Nah kalau sudah begini siapa yang dirugikan ? Ya ujung-ujungnya masyarakat juga kan …. Daerah perbatasan, pelosok, terpencil, terluar yang dulu dibangun dengan alasan pelayanan karena tidak ada nilai bisnisnya, saat ini pasti tidak menjadi prioritas.  Kantong-kantong profit lah yang akan diutamakan, hal yang biasa dalam perusahaan.

Andai-andai kita tidak berhenti sampai di sini….masih ada akibat lanjutan jika Telkomsel turunkan tarif. Setelah kinerja melemah, masih ada pihak yang secara langsung dirugikan. Negara adalah salah satunya. Telkomsel dua tahun berturut-turut menjadi pembayar pajak terbesar di Indonesia. Jika kinerja melemah, otomatis pajak yang disetorkan ke negara pun akan menurun. Padahal kita tahu pajak inilah yang turut membangun infrastruktur bagi masyarakat luas.

Lalu yang dirugikan lagi adalah  pemegang saham. Telkomsel dimiliki 65% oleh Telkom yang notabene adalah BUMN. Logikanya kalau laba bersih Telkomsel turun, dividen yang dibayarkan ke Telkom pasti akan turun. Dan otomatis dividen untuk negara pun akan turun yang berpotensi menghambat pembangunan nasional.

Dan terakhir pastinya yang juga dirugikan adalah masyarakat. Dengan melemahnya kinerja, melambatnya pembangunan, efek berganda yang diciptakan oleh Telkomsel juga akan berkurang. Lapangan kerja, channel distribusi, geliat perekonomian bisa jadi akan ikut menurun seiring dengan lemahnya industry telekomunikasi.

Tapiii…..ini semua cuma “andaikan” kok… Hanya membayangkan dan mencoba membuat simulasi berdasarkan logika yang benar dan data yang akurat. Apakah memang kenyataanya akan persis seperti ini ? SIlakan dicerna lagi…Sebab apapun kebijakkan yang akan diambil akan berdampak panjangnya serta tidak menguntungkan bagi pelanggan maupun bangsa dan negara….

 Semoga kita masih diberi akal sehat untuk berpikir dan mencerna segala informasi dari media social. Jangan ditelan bulat-bulat tanpa menggunakan akal sehat dan data yang benar….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun