Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

SMDR - Apapun Emitennya "Dividen" adalah Koentjinya

2 Agustus 2022   19:08 Diperbarui: 2 Agustus 2022   19:41 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dividend itu membuktikan niat baik PSP (Pemegang Saham Pengendali), bahwa Majulah Bersama-sama, tapi Susahlah Sendiri-sendiri, kalau disingkat malah jadi MBSS, maksutnya kalau PSP senang yang ajak-ajak jugalah investor retjeh....  Kalau PSP susah ya jangan ajak-ajak dong.

Jadi kalau ada yang salah dengan dividend maka, selanjutnya akan selalu ada pihak2 yang melakukan "pembenaran", bahasa halusnya "diuntungkan". Lalu siapa yang diuntungkan?

Jika minority-interest shareholder yang berdomisili di negeri Singa, yang hanya berhak atas bagian laba tahun 2021 sebesar USD 46 juta, mendapatkan dividend USD 18,2 juta atau Dividend Payouut Ratio (DPR) = 40%, tetapi entah kenapa; giliran PSP dan investor retjeh yang punya hak laba tahun 2021 lebih banyak sebesar USD 93 juta, kok.... malah kebagian dividend USD 11 juta, alias DPR-nya cuman 12%.

Kemudian dibilang katanya laba-nya "untuk investasi" beli kapal, kok yang dibeli malah "entitas-asosiasi", nilainya USD 9,5 juta.  Tetapi aneh bin ajaibnya, jika saldo awal "entitas asosiasi" sebesar USD 26,5 juta, setelah disuntik kas sebesar USD 9,5 juta, malahan saldo akhir "entitas asosiasi" malah turun jadi USD 24,6 juta..... eehhhh buset.... Kan, mending itu duit dibagiin saja  kepada ente-ente sekalian.... Bukan begitu penonton.....

Memang ada juga sih, uang yang digunakan untuk belanja investasi nilainya USD 29,1 juta. Kalau dibandingkan dengan total beban depresiasi tahun berjalan sebesar USD 9,4 juta, maka dari total belanja asset tetap sebesar USD 29,12 juta, yang murni untuk belanja investasi (ekspansi) hanya sebesar = 29,1 juta - 9,4 juta = USD 19,7 juta doang...... sisanya sebesar USD 9,4 juta cuman refill, sekedar menggantikan asset usang yang menyusut dimakan depresiasi.

Okelah saya kasih tambahan, karena memang ada "uang muka beli asset" sebesar USD 1,9 juta, jadi total sebesar = USD 19,7 juta + USD 1,9 juta = USD 21,6 juta.  Tetapi please, jangan geer dulu, karena belanja USD 21,6 juta, bukan pake uang laba tahun 2021, tetapi hasil dapat tambahan "ngutang bank jangka panjang", yang jumlah utangnya lebih gede daripada yang bakal dibelanja-in, yaitu sebesar = tambahan utang jangka panjang -- bayar utang jangka panjang = 44,1 juta - 8,5 juta = USD 35,7 juta.

Lumayankan hari begini.... Belanja cuman USD 21,6 juta, tapi dapat tambahan utang baru jangka panjang sebesar USD 35,7 juta.  Maka "nikmat mana lagi yang kau dustakan". Dan Surplusnya = 35,7 Juta - 21,6 juta = USD 14,1 juta bisa dipake untuk apa saja, termasuk bayar dividend yang Rp. 50 itu..... nah loh..... masaksih.... Bayar dividen pakai utang?!?!?!

Jadi kemana dong uang hasil "laba bersih" tahun 2021 sebesar USD 93 juta kepakai? Bagaimana kalau kita pake buat bayar sewa saja!, jumlahnya pada periode q-2 2022 sebesar USD 50,7 juta, setuju......

Kalau anda setuju, saya percaya anda punya mobil, tapi rumah masih ngontrak hahaha....

Demikian cerita tentang dividend yang membagongkan.  Semoga bermanfaat.

DYOR : Resiko anda tanggung sendiri.

Sumber Laporan Keuangan SMDR q-2-2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun