Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial

EURO - Ilusi Harga IPO

20 Juli 2022   19:29 Diperbarui: 20 Juli 2022   19:35 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Euro adalah bakal calon emiten yang akan listing di BEI pada bulan Agustus 2022 mendatang.  Emiten ini tercatat memecahkan rekor harga saham IPO, dengan harga IPO yang ditawarkan antara Rp. 60- Rp. 70.

Apakah harga yang ditawarkan oleh emiten memang harga yang murah "meriah"?

Dengan menggunakan nilai nominal saham hanya sebesar 5 perak per lembar, sebenarnya kita sudah tau jawabannya, wuah.... Muaahal banget.....

Kok mahal?  Iyalah, ini emiten meskipun mendeklare telah beroperasi secara komersial semenjak tahun 1978 (44 tahun lalu), tetapi cuman mampu menghasilkan net asset sampai dengan tanggal 31 Mar 2022 hanya sebesar Rp. 15,6 milliar.  Dengan total saham sebelum IPO sebanyak 20 juta lot, maka harga buku per saham hanya sebesar Rp. 8 per lembar. 

Melalui IPO, emiten ini akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 5 juta lot.  Kalau publik merasa harganya murah, mungkin akan laku dijual pada harga Rp. 70, sehingga uang IPO yang dihasilkan sekitar Rp. 35 miliar.

Sekarang mari kita menggunakan logika perbandingan; setelah 44 tahun beroperasi emiten ini hanya mampu menghasilkan "net asset" bersih sebesar Rp. 15,6 miliar.  Tetapi hanya dengan IPO semalam, net asset perusahaan bakal bertambah Rp. 35 miliar (2 kali lipat lebih).  Nikmat IPO manalagi yang kau dustakan?!?!?.

Jadi jangan heran, kalau setelah 44 tahun beroperasi ternyata emiten ini masih mebutuhkan uang untuk mensuplai para management agar bisa bekerja.  Oleh karena itu tujuan penggunaan dana IPO seluruhnya untuk "modal kerja", yaitu untuk kebutuhan "antara lain gaji karyawan, pembelian bahan penunjang, kebutuhan kantor, bahan bakar, biaya listrik, air, dan kebutuhan pabrik lainnya".

Mungkin seperti biasa, selalu ada pertanyaan bagaimana prospek IPO ini, maka dugaan saya karena (1) nilai IPO-nya mini, (2) pada harga Rp. 70, untuk emiten ini sudah merupakan harga yang tinggi, oleh karena itu untuk apalagi harga IPO-nya digoreng-goreng, lebih baik distribusi cepat-cepat selesai, agar para komisaris dan direksi yang juga merangkap PSP (Pemegang Saham Pengendali) segera dapat menikmati uang IPO untuk "modal mereka bekerja".

Sebenarnya kebutuhan modal kerja aktual pada saat ini hanya sebesar = Asset lancar -- kas = 9,2 miliar -- 7 miliar = Rp. 2,2 miliar, kecil sekali jika dibandingkan dengan tambahan modal kerja yang diminta melalui IPO.  Tetapi soal jumlah modal kerja yang ideal itu urusan belakangan, yang penting minta duit dahulu kepada publik sebesar Rp. 35 miliar.  Tetapi kenapa otoritas menyetujui IPO ini? Dugaan saya mungkin otoritas kena semprot minyak wangi produksi emiten.

Demikian semoga bermanfaat.

Sumber Prospektus IPO : https://www.e-ipo.co.id/id/pipeline/get-propectus-file?id=139&type=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun