Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial

IHSG - Logika Harga Nominal Saham yang Membuat PSP Sejahtera dan Terlihat Pintar

25 Mei 2022   08:26 Diperbarui: 25 Mei 2022   08:34 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai contoh kasus 1 saya akan menggunakan emiten EMTK di Bursa.  EMTK menggunakan metode ekuitas untuk mengukur nilai wajar investasi pada entitas asosiasi BUKA. Oleh karena itu EMTK telah menikmati 2 kali keuntungan kenaikan harga wajar karena ekuitas BUKA meroket, pada saat IPO dan setelah IPO.

Tahun 2022 (setelah IPO)
Awal tahun 2022 nilai investasi pada BUKA = 23,93% X ekuitas BUKA = 23,93 X 23,47 triliun = Rp. 5,62 triliun. Pada tanggal 31 Maret 2020, nilai investasi pada BUKA naik menjadi = 23,93% X 38,1 triliun = Rp. 9,12 triliun. Sehingga EMTK dapat mengakui untung karena kenaikan nilai investasi pada BUKA sebesar = 9,12 triliun -- 5,62 triliun = Rp. 3,5 triliun.

Setelah digabungkan dengan investasi pada entitas asosiasi lainnya, yang sedang mengalami penurunan nilai investasi, maka nilai bersih keuntungan dari investasi asosiasi menjadi Rp. 3,48 triliun (CLK 13).

Tahun 2021 (pada saat IPO)
Pada tahun 2021 EMTK mengakui keuntungan atas kenaikan nilai wajar investasi pada BUKA sebesar Rp. 5,8 triliun. Penyebab utamanya karena BUKA kedatangan investor publik pada saat IPO. Para investor publik berani membeli saham BUKA yang nilai nominalnya cuman Rp. 50 per lembar tetapi dibeli seharga Rp. 850 per lembar, sebanyak 257,7 juta lot. Sehingga secara relative (perbandingan) ekuitas, nilai relative ekuitas BUKA naik menjadi = 800 X 257,7 juta lot = Rp. 20,6 triliun.

Kepemilikan EMTK pada BUKA sebelum IPO = 34,39%, sehingga EMTK dapat menikmati keuntungan kenaikan nilai ekuitas BUKA sebesar = 34,39% X 20,6 triliun = Rp. 7,09 triliun. Tetapi karena kedatangan Investor Publik menyebabkan kepemilikan EMTK terdilusi, turun dari 34,39% menjadi 23,93%, maka keuntungan tersebut juga ikut turun, menurut CLK 13, nilainya sekitar Rp. 5,8 triliun. Atau dapat disimpulkan efek dilusi dan lain-lain mengkoreksi keuntungan sebesar = 7.09 triliun -- 5,8 triliun = Rp. 1,29 triliun.

Kesimpulannya pada saat IPO dan jika saham IPO dijual di atas harga nominal akan menaikan nilai relative asset para pemegang saham eksisting (sebelum IPO). Pada contoh kasus diatas, EMTK dapat mengakui keuntungan kenaikan nilai aset investasi sebesar Rp. 5,8 triliun. Jadi semakin anda membeli saham IPO harganya jauh diatas harga nominal, maka anda sebenarnya sedang memberikan donasi kepada pemegang saham eksisting, dalam bentuk laba yang belum direalisasikan.

Dan setelah IPO, jika harga saham turun, tidak memberikan dampak apapun kepada Pemegang Saham Pengendali, seperti yang terjadi pada kasus BUKA-EMTK, dimana setelah IPO harga saham BUKA turun, tetapi EMTK tidak perlu mengakui rugi apapun, sehubungan turunnya harga saham BUKA.

Sebagai contoh kasus 2 saya akan coba membantu dengan mengambil contoh emiten yang bakal IPO $NPII bulan Juni 2022 mendatang.

Dahulu kala, Ketika masih tanggal 31 Des 2020, emiten ini memiliki saham dengan nilai nominal saham Rp. 1 juta per lembar. Dilaporkan bahwa total setoran modal para PSP sebesar Rp. 3 miliar, maka jumlah saham NPII per 31 Desember 2020 hanya sebanyak = 3 miliar / 1 juta lembar = 3.000 lembar = 30 lot.

Tanggal 29 Desember 2021, nilai nominal saham dirubah menjadi Rp. 2 per lembar. Artinya terjadi pemecahan nilai saham = 1 juta / 2 = 500 ribu kali lipat.  Sehingga yang dahulunya PSP hanya memiliki 30 lot, sekarang naik menjadi = 30 lot X 500.000 = 15 juta lot.

Menurut akta notaris, pada tanggal yang sama, kemudian para PSP melakukan tambahan setoran modal Rp. 257 miliar. Maka diterbitkanlah saham baru dengan nilai nominal Rp. 2 per lembar, sebanyak = 257 miliar / 2 = 1,285 miliar lot.

Sehingga total saham NPII sebelum IPO jumlahnya menjadi = 15 juta lot + 1,285 miliar lot = 1,3 miliar lot.

Sekarang NPII akan IPO, emiten ini kembali menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya = 9,5 juta lot saja, dengan nilai nominal saham Rp. 2 per lembar. Bedanya antara PSP dengan pembeli saham IPO adalah; jika PSP membeli saham baru sebanyak 1,285 miliar lot, pada akhir tahun 2021 seharga nilai nominal saja = Rp. 2 per lembar, sedangkan publik, 5 bulan kemudian pada saat IPO, diharapkan berani beli seharga; antara Rp. 132 per lembar -- Rp. 142 per lembar.

Jadi nilai nominal akan merefleksikan jumlah saham yang dimiliki. Meskipun Total uang yang disetorkan oleh PSP ke dalam perusahaan hanya sebanyak Rp. 260 miliar, tetapi karena jumlah saham yang dimiliki oleh PSP sebanyak 1,3 miliar lot, maka persentase kepemilikan PSP atas emiten menjadi 99,27%.

Sedangkan publik yang menyetorkan uang (jika harga saham = 132) = 132 X 9,5 juta lot = Rp. 125,4 miliar, atau kira-kira 48,2% dari setoran modal PSP (Rp. 260 miliar) cuman kebagian kepemilikan 0,73%.

Artinya nilai relative PSP, dibandingkan dengan nilai relative publik = (99,27% / 0,73%) * 48,2% = 6.559%, lebih tinggi daripada publik. Atau dapat diartikan IQ PSP nilainya 6.559% lebih tinggi daripada IQ Publik pembeli saham IPO. Itu sebab-nya publik bersedia membeli saham seharga Rp. 132, padahal PSP cuman membeli seharga Rp. 2.

Jadi kalau ada publik yang berani beli ya silahkan, kalau tidak berani beli ya jangan. Doakan saja PSP tidak sedang cari uang retjeh dengan menggadaikan saham baru yang diperoleh akhir tahun 2021. Kenapa cuman bisa digadaikan? Karena para PSP diminta bersabar 8 bulan setelah listing oleh OJK, kalau mau merealisasikan cuan kotos-kotos miliknya.

Semoga sekarang, anda sudah dapat membedakan antara nilai nominal dengan harga saham yang ditawarkan. Dan processor anda terupgrade ke Generasi 5 G.

Sebagai penutup, mungkin anda bertanya kenapa kalau emiten $TLKM akan mengalami rugi atau untung mengikuti harga saham $GOTO ? Karena posisi tlkm sama saja seperti anda pembeli saham ipo, yang sedang memberikan manfaat kepada PSP GOTO. Atau singkatnya TLKM bukan psp GOTO.

Jadi selamat menjadi donatur saham IPO.

Sumber :

LK EMTK q1-2022 : https://idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/202205/20220520164737-30222-0/EMTEK_LK_TW_I_2022.pdf

Prospektus IPO NPII : https://www.e-ipo.co.id/id/pipeline/get-propectus-file?id=89&type=

LK BUKA q1-2022 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202022/TW1/BUKA/bukalapak.com%20tbk_bilingual_March%202022_Released.pdf

LK TLKM q1-2022 : https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202022/TW1/TLKM/FS%20TW%20I%202022%20Indonesia.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun