Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

IHSG - Kenapa saya memilih investasi pada saham?

20 Mei 2022   12:47 Diperbarui: 21 Mei 2022   10:49 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenpa saya memilih investasi pada saham?  Sebab saham adalah investasi paling real bagi yang tidak mampu melakukan bisnis real secara langsung.

Itu sebabnya sebagai pemegang saham meskipun hanya memiliki saham sebanyak 1 lot, kita tetap diundang langsung oleh emiten (perusahaan yang kita beli sahamnya), untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Demikian juga dengan berbagi keuntungan atau dividend, yang kita peroleh langsung dari kantong emiten, bukan dari sekuritas ataupun bukan dari bandar saham.

Oleh karena itu, akan timbul merasa terlibat (walaupun cuman merasa) dalam bisnis perusahaan, hanya saja level kita pada analisa kinerja emiten, untuk memastikan posisi kita sebagai pemegang saham, apakah aman ambil posisi "hold" atau mungkin malah menambah, atau posisi "sell" segera atau menunggu hingga harga yang menarik.

Semua analisa dapat diperoleh dari "keterbukaan informasi" yang disampaikan oleh emiten kepada PUBLIK, seperti prospektus, laporan keuangan, laporan tahunan, public expose, dan laporan-laporan lainnya yang wajib disampaikan kepada publik.

Informasi yang diinfokan kepada publik cukup terbuka, bahkan kita dapat mengetahui hubungan keluarga antara para Pemegang Saham Pengendali (PSP) dengan para pengurus perusahaan, seperti siapa yang menjadi bapak, siapa yang menjadi jadi istri dan siapa yang menjadi anak. 

Kalau kemampuan membaca laporan keuangan anda baik, maka anda akan paham kemana aliran uang mengalir, kenapa ada emiten yang pelit bagi dividend, ini sangat mengasyikan, sebab kita seperti sedang bermain intel-intelan, kata ahli kriminology "follow the money, anda akan menemukan penjahatnya".

Namun demikian, dampaknya informasi yang kita terima jadi banyak variasinya, sehingga kita terpapar resiko "jebakan betemen" hasil kreasi "financial engineering" untuk kepentingan PSP. Beruntungnya kepentingan kita sebagai pemegang saham minoritas, secara teoritis terlindungi oleh aturan hukum produk "Otoritas Jasa Keuangan (OJK)", tapi itu memang secara teoritis, sebab praktiknya cuman Tuhan, OJK dan emiten yang paham. Itu sebabnya saya senang berbagi postingan tentang; apa yang saya pahami tentang financial engineering, dan apa yang saya pahami tentang perilaku PSP, Semoga bermanfaat.

Jadi jauh berbeda dengan investasi pada produk investasi lainnya, yang menurut saya, posisi kita sangat tergantung kepada market, yang mana terlalu makro untuk dianalisa, ujungnya kita cuman pasrah, kalau kebijakan ekonomi Indonesia, atau kebijakan ekonomi dari negara lain, yang mungkin merugikan posisi investasi kita.

Bandingkan investasi pada saham, Jikapun harga saham terkoreksi karena kebijakan ekonomi makro yang dilakukan oleh negara, maka harapan masih dapat disandarkan kepada kinerja bisnis real pada emiten yang sahamnya kita beli.

Dan variasi analisa pada investasi lain cenderung monoton, kalau kita berinvestasi pada property, maka pengetahuan kita hanya fokus pada property, kalau kita berinvestasi emas juga demikian. Tapi soal kerumitan investasi memang investasi pada saham tiada lawan dan tiada banding.

Adapun mengenai hasil investasi (return), saya lebih percaya bahwa rezeki sudah ada yang atur, apapun instrument investasi yang anda pilih, maka return atas investasi anda bisa lebih bagus daripada saham, ataupun sebaliknya jeblok dibandingkan dengan investasi saham. Atau sesama investor sahampun hasilnya berbeda-beda, ada yang sampai gadai kolor, ada juga yang sampai gagal ginjal.  Jadi jangan dibawa BAPER, biarkan Tuhan yang atur.

Hanya saja kesuksesan investasi saham akan tergantung dengan naluri bisnis anda, bagaimana anda menilai produk A dari emiten A bakalan menjadi produk yang selalu unggul dimarket, atau produk B akan mengalami booming, atau produk C dari emiten C akan ditinggalkan pasar. 

Misalnya Ketika anda berfikir bahwa batubara adalah sunset bisnis atau tidak, maka keputusan anda sangat tergantung kepada naluri bisnis anda. Namun demikian naluri anda akan terasah dari proses pengumpulan informasi yang anda dapatkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa investasi pada saham seharusnya jauh daripada aktifitas spekulasi, sebab dilandasi oleh riset yang mendalam yang anda lakukan pada emiten yang anda beli sahamnya.

Jauh berbeda dengan investasi pada instrument lain, lebih banyak unsur spekulasi-nya daripada aktifitas risetnya, apalah lagi kalau anda membeli crypto currency. 

Oleh karena itu, menurut saya, segala sesuatu usaha yang tidak dilakukan dengan spekulasi, bukan dikategorikan sebagai judi. Itu adalah suatu ikhtiar (usaha), yang semoga mendapatkan ridho illahi.

Demikian semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun