Pada saat right issue, kepemilikan GOTO pada ARTO terdilusi dari 22,16% menjadi 21,4%, tetapi, meskipun terdilusi, nilai ekuitas ARTO setelah right issue, yang menjadi bagian milik GOTO, secara absolut naik sebesar Rp. 160,3 miliar. Perihal kenaikan laba yang demikian telah saya jelaskan pada postingan saya sebelumnya disini https://stockbit.com/post/8568390
Tetapi, "untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak", maka nilai market cap JAGO yang menjadi milik GOTO per 31 Jul 2021 sebesar Rp. 53,24 triliun, tetapi itu hanya sekedar diungkap dalam CLK 13, dan tidak terefleksi pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi.
Namun demikian untuk praktik dandan (make-up), maka BUKA dan GOTO adalah "satu guru satu ilmu", sebab, meskipun GOTO tidak mengakui kenaikan harga pasar saham ARTO sebagai laba, tetapi sebelumnya GOTO telah menikmati kenaikan nilai ekuitas yang berasal dari asset goodwill pada saat merger/akuisisi "TOKOPEDIA" sebesar Rp. 93,87 triliun. Karena "substansi mengungguli bentuk", maka kenaikan ekuitas dari goodwil = kenaikan ekuitas karena laba, sehingga "goodwill" adalah bentuk lain dari "laba".
Oleh karena itu BUKA dan GOTO seharusnya jangan diadu-adu, sebab soal "adu-untung-ajaib", GOTO sudah unggul duluan dibandingkan dengan BUKA (Rp. 93,87 triliun vs Rp. 14,55 triliun).
Demikian semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H