Ketika ban mobil pecah, anda harus mengangkat mobil sedikit lebih tinggi dari ban, agar supaya ban pecah dapat diganti.
Jika menggunakan tenaga anda sendiri, maka anda tidak akan kuat mengangkat, anda butuh pengungkit, yang dikenal dengan nama dongkrak.
Dalam bisnis tenaga anda sendiri adalah "modal", sedangkan dongkrak adalah "utang"-nya. Â Itu sebabnya utang biasa disebut dengan leverage (alias pendongkrak), yang dapat meningkatkan tenaga modal. Â Teorinya, semakin bertenaga modal, maka semakin banyak untung yang dapat dicetak.
Pada saat perusahaan sedang rugi, akan menyebabkan saldo uang menjadi defisit. Â Dalam kondisi laba pun kalau perusaahn gagal mencetak uang, saldo kas juga menjadi defisit.
Pada saat defisit, utang dibutuhkan agar defisit dapat ditambal. Â Dengan demikian utang pada dasarnya adalah baik dan suatu keniscayaan. Â Utang dapat meningkatkan tenaga modal dan mungkin utanglah yang juga menyelamatkan perusahaan sedang defisit dari resiko kebangkrutan.
Bila takut gagal bayar utang, maka bukan utangnya yang bermasalah. Â Yang salah adalah kegagalan perusahaan mencetak laba. Â Atau perusahaan mampu mencetak laba tetapi perusahaan gagal mencetak uang. Â Laba menjadi fatamorgana.Â
Ketika membeli saham pada emiten yang banyak utang, yang harus kita evaluasi adalah kesanggupan perusahaan tersebut membayar utang, bukan jumlah utangnya. Â Kalau memang sanggup membayar utang, kenapa harus takut dengan perusahaan banyak utang ?!.Â
Saya percaya banyak yang sedang menunggu emiten banyak utang seperti $ICBP, harga sahamnya semakin terdiskon. Â Artinya banyak yang percaya bahwa faktor banyak utang pada ICBP bukan masalah, anda percaya bahwa utang yang banyak tersebut, pada akhirnya sanggup dibayar lunas oleh ICBP.
Bagaimana jika perusahaan hanya memiliki sedikit utang? Â Tentu lebih bagus, sebab artinya perusahaan tersebut banyak laba dan labanya telah berubah dalam bentuk uang, sehingga perusahaan tidak perlu utang. Â Namun demikian "harga tidak pernah bohong", kalau anda menemukan perusahaan sedikit utang, kinerja bagus, harga murah, tentu menjadi wonderful company at wonderful price.
Mendapatkan kesempatan membeli perusahaan yang demkian sangat jarang, kecuali covid 19 kembali mengancam. Â Jadi, terpaksa sebagai investor, kita harus memilih antara perusahaan yang mencetak laba, tetapi banyak utang harganya murah, atau membeli perusahaan yang banyak laba, sedikit utang tetapi harga sahamnya mahal.
Bagaimana kalau kondisi perusahaan tersebut sedikit rugi, tetapi juga sedikit sekali utangnya? Â Maka kemungkinan besar itu adalah perusahaan yang sedang tidur panjang diharga gocap. Â Kita menunggu datangnya investor "back door listing". Â Disitulah peluang cuan.
Lagipulak gagal bayar utang jatuh tempo, masih lebih baik daripada gagal jatuh cinta. Â Nggak percaya tanyakan pada jomblo negenes, yang ternyata masih banyak berkeliaran di kompasiana..... Sakit......
sumber : Lapaoran keuangan ICBP https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202021/Audit/ICBP/ICBP_bilingual_31_dec_21_released.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H