Mohon tunggu...
PSP Watch
PSP Watch Mohon Tunggu... Akuntan - Kalo kagak mampu mendirikan perusahaan, terus kenapa saham orang lain lu jual-jualin?

hobby menulis dan membaca laporan keuangan. Jika ada pertanyaan seputar laporan keuangan, financial engineering, emiten, saham, corporate action, silahkan tinggal pesan di komentar, jika ada waktu luang saya akan respond.

Selanjutnya

Tutup

Financial

JRPT - The Hidden Gems?

10 April 2022   07:30 Diperbarui: 10 April 2022   07:38 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan posisi perusahaan yang almost wonderful company, seharusnya harga market saham selaras dengan harga intrinsiknya.

Adapun harga intrinsik saham dapat diestimasi sebagai berikut;

Harga intrinsik = BVPS saat ini + laba masa depan

Jika diasumsikan, dari persediaan yang dimiliki saat ini dapat men-generate penjualan sebesar = Rp. 15,65 triliun dan Net Profit Margin sebesar 35%, maka atas persediaan tersebut dapat menghasilkan laba bersih masa depan sebesar = 15,65 triliun X 35% = Rp. 5,48 triliun.

Jumlah saham beredar 137,5 juta lot, maka Earning Per Share (EPS) masa depan = 5,48 triliun / 137,5 juta lot = Rp. 398 per lembar. Menggunakan data dari RTI, diketahui BVPS = 572, maka nilai toeritis harga instrinsik saham JRPT sekitar;

Harga intrinsik saham = BVPS + EPS masa depan = 572 + 398 = Rp. 970 per lembar.


Dibandingkan dengan harga market saham saat ini Rp. 496, maka harga pasar saham saat ini memberikan "margin of safety" sebesar = harga intrinsic -- harga market = 970 -- 496 = Rp. 474 per lembar, atau sekitar 49%. 

Lalu kenapa harga market saham saat ini jauh dibawah harga intrinsik-nya?

Jawabnya yang mungkin, adalah bahwa market tidak puas dengan dividend yang diberikan hanya sebesar rata-rata 30% dari laba perusahaan. Dan sisa laba 70% tidak digunakan untuk ekspansi usaha "existing", malahan sebagain besar digunakan untuk investasi lain, yaitu penanaman modal pada perusahaan assosiasi dan ventura bersama, yang dicatat pada "laporan posisi keuangan" pada akun "Investasi Pada Entitas Asosiasi dan ventura bersama".

Nilai investasi pada perusahaan asosiasi terus mengalami kenaikan karena suntikan modal yang rutin dikeluarkan oleh perusahaan, misalnya pada tahun 2021 emiten menyuntikan tambahan setoran modal pada perusahaan asosiasi sebesar = 577 miliar + 51,8 miliar = Rp. 628,9 miliar.

Adapun posisi keuangan perusahaan asosiasi, masih belum mampu memberikan kontribusi laba kepada emiten. Pada tahun 2021, perusahaan asosiasi memberikan kontribusi kerugian sebesar Rp. 9,7 miliar. Padahal total uang yang sudah dibelanjakan untuk membeli saham perusahaan assosiasi sampai dengan tanggal 31 Des 2021 (CLK 7 dan CLK 8) sebesar = 731,8 miliar + 1,04 triliun = Rp. 1,77 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun