$DMAS melaporkan total "persediaan-property" per 31 Desember 2021 sebesar Rp. 4,67 triliun. Maka pertanyaanya, berapakah laba potensial masa depan yang dapat dihasilkan emiten yang berasal dari penjualan asset persediaan-property tersebut? Â
Diketahui ;
Total "penjualan-property" 3 tahun-aktual (2019-2021) = 2,63 T + 2,61 T 1,42 T = Rp. 6,66 triliun
Total "cost of sales--property" untuk 3 tahun - aktual = 1,16 T + 1,01 T + 0,59 T = Rp. 2,76 triliun
Sehingga Gross Profit untuk 3 tahun terakhir = 6,66 triliun -- 2,76 triliun = Rp. 3,9 triliun, atau dengan margi Gross Profit Margin (GPM) = 3,9 triliun / 6,66 triliun = 59%. Â
Rasio "cost of sales-property" terhadap "penjualan-property" = 2,76 triliun / 6,66 triliun = 41%. Jika seluruh persediaan-property seluruhnya di-transfer ke akun "cost of sales" pada laporan laba rugi, maka dari "persediaan-property" per 31 Des 2021 sebesar Rp. 4,67 triliun, secara teoritis akan mampu menghasilkan "penjualan-property" sebesar = 4,67 T / 41% = Rp. 11,29 triliun. Â
Diketahui total penjualan-konsolidasi selama 3 tahun terakhir sebesar Rp. 6,72 tiliun, maka untuk mencapai total penjualan-property sebesar Rp. 11,29 triliun membutuhkan waktu selama = 11,29 triliun / (6,72 triliun / 3) = 5 tahun. Â
Diketahui "Net Profit-konsolidasi" dalam periode 3 tahun (2019-2020-2021) = Rp. 3,4 triliun, sehingga menghasilakan NPM sebesar sekitar 51%. Â
Dengan demikian dari total persediaan saat ini, secara teoritis mampu men-generate "laba bersih tahun berjalan" untuk 5 tahun yang akan datang sebesar = sales-teoritis X NPM = 11,29 triliun X 51% = Rp. 5,71 triliun. Â
Diketahui total jumlah saham = 482 juta lot, sehingga dalam periode 5 tahun yang kan datang, akumulasi EPS = 5,71 triliun / 482 juta lot = Rp. 118 per lembar. Â
Asumsi hitungan EPS ala toko kelontong diatas adalah sebagai berikut;
(1) Akumulasi penjualan selama 5 tahun kedepan sebesar Rp. 11,29 triliun. Jika tercapai lebih cepat maka nilai EPS akan menjadi lebih besar (> 118) atau sebaliknya jika lebih lama dari 5 tahun, maka EPS-nya juga ikutan mengecil (< 118). Â
(2) Hanya menghitung laba dari bisnis property, sedangkan bisnis hotel dan lain-lain, sementara diabaikan karena tidak signifikan. Jika anda punya waktu untuk menghitung, maka data tersedia dalam CLK 27 dan CLK 28. Hasil hitungan anda akan meningkatkan nilai EPS-nya.Â
(3) Menganggap bahwa persediaan seluruhnya sudah siap untuk dijual. Padahal faktanya, berdasarkan CLK 6, tentang rincian persediaan, sebagian besar persediaan, masih harus dibangun lebih-lanjut, agar supaya persedaan siap dijual. Â