Bali, Indonesia -- Maraknya pemberitaan terkait bunuh diri di Indonesia belakangan ini cukup menjadi perhatian. Para korban ini masih berusia muda dan sedang dalam masa produktifnya.Â
Hal ini juga yang menjadi perhatian di saat ini, Kongres Dunia Psikiatri Asia ke-10 (WCAP) yang berlangsung di Bali, Indonesia, dari tanggal 5 hingga 7 Desember 2024.Â
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 600 peserta dari 20 negara di Asia, Australia, dan Eropa. Dengan latar belakang keindahan alam Bali, kongres ini tidak hanya menawarkan pengalaman yang menginspirasi tetapi juga mendorong diskusi penting tentang kesehatan mental.
Tema: Pentingnya Dukungan Keluarga dan Komunitas
Tema kongres tahun ini adalah "Menavigasi Komorbiditas Kesehatan Mental dan Fisik dengan Dukungan Keluarga dan Komunitas." Ini menunjukkan bahwa dukungan dari keluarga dan lingkungan sangat penting bagi individu yang menghadapi masalah kesehatan mental. Dukungan ini meliputi cinta, perhatian, dan pemahaman yang dapat membantu mereka merasa lebih aman dan didukung dalam menghadapi tantangan.
Memahami Perilaku Bunuh Diri
Prof. Danuta Wasserman, seorang pakar terkemuka dalam psikiatri dan pencegahan bunuh diri, juga presiden dari World Psychiatric Association memberikan kuliah utama tentang "Advancements Shaping the Landscape of Suicidal Behavior".
Dalam presentasinya, beliau membagikan data yang mencolok tentang bunuh diri, termasuk fakta bahwa lebih dari 700.000 orang meninggal setiap tahun akibat bunuh diri di seluruh dunia. Tingkat bunuh diri jauh lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita, dan bunuh diri adalah penyebab kematian keempat tertinggi di kalangan remaja.
Strategi untuk Pencegahan Bunuh Diri
Prof. Wasserman juga menjelaskan berbagai strategi yang dapat membantu mencegah bunuh diri, antara lain:
Pembatasan Akses ke Metode Mematikan: Mengurangi akses ke alat yang dapat digunakan untuk bunuh diri, seperti senjata api atau obat-obatan berbahaya.
Program Pencegahan Berbasis Sekolah: Mendidik siswa dan staf tentang kesehatan mental, sehingga mereka dapat mengenali tanda-tanda masalah dan mendukung satu sama lain.
Pengobatan dan Intervensi Psikosocial: Menggabungkan terapi dan obat untuk membantu individu yang mengalami kondisi kesehatan mental.
Edukasi Dokter Perawatan Primer: Melatih dokter untuk mengenali tanda-tanda masalah kesehatan mental dan memberikan intervensi awal.
Penyaringan dalam Perawatan Primer: Melakukan pemeriksaan kesehatan mental secara rutin untuk menemukan individu yang berisiko lebih awal.
Pelatihan Gatekeeper: Memberdayakan individu di komunitas untuk mengenali tanda-tanda krisis dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkannya.
Pelatihan Media: Mengajarkan media tentang cara melaporkan isu bunuh diri dengan sensitif dan bertanggung jawab, sehingga tidak menambah stigma.
Intervensi Berbasis Internet dan Layanan Bantuan: Menyediakan sumber daya yang mudah diakses bagi individu yang mencari bantuan secara online.
Strategi Pasca Intervensi: Menawarkan dukungan kepada keluarga dan teman dari mereka yang terdampak bunuh diri, membantu mereka mengatasi kehilangan.
Pentingnya Kolaborasi
Kongres ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan kesehatan mental. Para peserta didorong untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman, menciptakan jaringan dukungan yang dapat memperkuat upaya pencegahan bunuh diri. Semoga banyak manfaat yang didapat dari kongres ini buat para psikiater dan tentunya para pasien di seluruh Asia. Salam Sehat JiwaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H