Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masalah Kecemasan pada Penyakit Jantung Koroner: Kenali dan Terapi Segera!

2 Juni 2024   15:27 Diperbarui: 3 Juni 2024   12:00 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat presentasi di Bangkok, 10 Mei 2024 (dok.pribadi)

Penyakit kardiovaskular dan gangguan panik adalah dua kondisi yang berbeda yang jika terjadi bersamaan dapat menciptakan masalah klinis yang kompleks.

Penyakit kardiovaskular, yang biasanya dikenal dengan penyakit jantung koroner yang ditandai dengan penumpukan plak di arteri, adalah penyebab utama penyakit dan kematian di seluruh dunia.

Tidak mengherankan, individu dengan penyakit kardiovaskular sering mengalami peningkatan tingkat stres dan kecemasan, yang dapat bermanifestasi dalam bentuk gangguan panik. Gangguan panik sendiri yang ditandai dengan serangan panik yang berulang dan tidak terduga, dapat memperburuk gejala dan komplikasi yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.

Gejala Panik yang Perlu Dikenali

Gejala serangan panik, seperti nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar, sering kali dapat meniru gejala serangan jantung, yang menyebabkan peningkatan kecemasan dan ketakutan pada individu dengan penyakit kardiovaskular.

Hal ini dapat menciptakan lingkaran setan, di mana gejala fisik gangguan panik memicu stres kardiovaskular lebih lanjut dan berpotensi menimbulkan hasil yang merugikan.

Hubungan antara kedua kondisi ini memiliki banyak aspek. Stres kronis dan perubahan fisiologis yang terkait, seperti peningkatan peradangan dan peningkatan tekanan darah, dapat berkontribusi terhadap perkembangan dan perkembangan penyakit kardiovaskular.

Sebaliknya, adanya penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan risiko terkena gangguan panik, karena gejala fisik dan ancaman yang dirasakan terhadap kesehatan seseorang dapat memicu respons cemas.

Terapi Obat dalam Kasus Komorbid Penyakit Jantung dan Gangguan Panik

Sudah beberapa lama saya ikut memberikan edukasi terkait peran psikiater dan pengobatan psikofarmaka pada pasien gangguan panik yang memiliki penyakit jantung. Tahun ini saya berkesempatan untuk menjadi pembicara di Lundbeck Regional Symposium di Bangkok dan memberikan presentasi saya terkait dengan kasus komorbid jantung dan gangguan panik. 

Kita sebagai dokter menyadari pentingnya mengatasi komorbiditas ini, para peneliti telah mengeksplorasi manfaat potensial dari penggunaan escitalopram, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dalam pengobatan pasien dengan penyakit kardiovaskular dan gangguan panik. Escitalopram telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam skenario klinis spesifik ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian escitalopram tidak hanya membantu meringankan gejala gangguan panik, tetapi juga berdampak positif pada berbagai parameter kardiovaskular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun