Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anhedonia: Tantangan dan Dampaknya dalam Terapi Depresi

10 Oktober 2023   11:58 Diperbarui: 11 Oktober 2023   00:01 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa Rehat bisa digunakan untuk mengambil kopi atau membeli buku di pameran (dok.pribadi)

Anhedonia vs. Tumpul Emosional: Perbedaan yang Minimal

Salah satu kompleksitas dalam mengatasi anhedonia terletak pada membedakannya dari tumpul emosional, suatu fenomena di mana individu mengalami rentang emosi yang tumpul. Beberapa penelitian Dr. Andrea Fagiolini yang juga hadir sebagai pembicara dalam sesia ini telah sangat berperan dalam mengurai perbedaan yang sangat minimal ini.

Dengan memahami perbedaan antara anhedonia dan tumpul emosional (emotional blunted), peneliti mendapatkan wawasan berharga untuk merancang pengobatan antidepresan secara efektif. Mengidentifikasi dan mengatasi gejala-gejala spesifik ini menjadi kunci dalam meningkatkan hasil pengobatan bagi individu yang berjuang dengan MDD [2].

Penelitian Dr. Nina Schweinfurth-Keck menggali hubungan mendalam antara trauma dan anhedonia dalam MDD. Pengalaman traumatis seringkali memperburuk gejala anhedonia, memperdalam perasaan hampa emosional individu. Memahami hubungan rumit ini sangat penting dalam membentuk pendekatan perawatan holistik yang tidak hanya mengatasi gejala tetapi juga menyelami akar penyebabnya.

Penelitian Schweinfurth-Keck menekankan pentingnya perawatan berbasis trauma, menyoroti perlunya mengintegrasikan dukungan psikologis dan intervensi terapeutik dalam manajemen anhedonia [2].

Sebagai kesimpulan dalam simposium ini, anhedonia, gejala yang umum tetapi sering diabaikan dari MDD, memiliki dampak signifikan dalam kehidupan individu yang terpengaruh.

Dengan menyelami mekanisme dasarnya dan menjelajahi hubungan rumit antara anhedonia, trauma, dan tumpul emosional, para peneliti dan klinisi membuka jalan bagi intervensi yang lebih terarah dan efektif.

Mengakui kompleksitas anhedonia adalah langkah penting menuju peningkatan kualitas hidup bagi individu yang berjuang melawan depresi, memberi mereka harapan dan kesempatan untuk menemukan kegembiraan dalam hal-hal sederhana dalam kehidupan.

Salam Sehat Jiwa 

***

References :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun