Selebihnya hampir sekitar 60% pasien lambung mengeluh keluhan yang berhubungan dengan dispepsia fungsional yaitu suatu kondisi gejala lambung (dispepsia) yang sebenarnya tidak diakibatkan dari kelainan organ di lambung.Â
Pada dispepsia fungsional ketika dilakukan pemeriksaan endoskopi tidak akan kelihatan adanya masalah seperti luka di lambung atau kerongkongan seperti pada GERD.Â
Masalah dispepsia fungsional biasanya bersumber dari cara makan dan jenis makanan yang salah. Makanan yang terlalu asam, pedas, kopi adalah penyumbang masalah dispepsia fungsional. Selain itu juga sering telat makan atau tidak teraturnya pola makan sering menjadikan masalah buat pasien ini.Â
Belakangan orang makin menyadari bahwa stres yang berkepanjangan dan gangguan cemas bisa menjadi pemicu kasus dispepsia fungsional. Ini disebabkan karena adanya hubungan yang erat antara sistem pencernaan dan otak dalam aksis otak dan sistem pencernaan (brain gut axis).Â
TERAPI MULTIFAKTORIAL
Terapi untuk kasus dispepsia fungsional sebenarnya tidak terlalu sulit dari sisi medis. Selain perlu menggunakan obat yang menurunkan asam lambung dan memperbaiki gerakan sistem pencernaan, pasien disarankan juga untuk melakukan pengaturan pola makan dan jenis makanan (diet yang baik).Â
Biasanya kopi dan makanan yang terlalu pedas atau asam sementara dihindari. Beberapa orang lebih cocok lagi jika mengurangi tepung seperti mie instan, gorengan dan roti.Â
Jangan lupa juga untuk mengatasi stres atau gangguan cemasnya. Pada kondisi yang ringan maka kita bisa beradaptasi dengan stres yang kita terima.Â
Namun jika makin berat biasanya otak mulai sulit beradaptasi sehingga bisa menimbulkan gejala seperti kecemasan yang menetap dan mengganggu kehidupan.Â
Segera atasi kondisi gangguan cemas yang seperti ini karena ini bisa menghambat penyembuhan masalah lambung itu sendiri baik yang dispepsia fungsional atau GERD. Jika perlu bisa menghubungi dokter spesialis kedokteran jiwa terdekat. Semoga informasi ini bermanfaat. Salam Sehat JiwaÂ