Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Rasa Cemas Berlebihan dan Turunnya Imunitas Memudahkan Terinfeksi Covid-19

18 Juli 2021   18:42 Diperbarui: 31 Maret 2022   14:28 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Dokter Andri

Penelitian menunjukkan bahwa persepsi atau sugesti bahaya saja, meskipun tidak pernah dialami, sudah cukup untuk memicu amigdala dan mengaktifkan respons stres. Inilah yang membuat orang mengalami kecemasan walaupun mungkin dia tidak sedang terinfeksi Covid-19. 

Berita-berita dari berbagai media yang dia dengar menyebabkan peningkatan sistem stres ini dan akhirnya malah membuat regulasinya kacau balau.

Sebenarnya pada kondisi normal, ketika amigdala bekerja berlebihan akibat persepsi bahaya yang kita ciptakan sendiri, maka hippocampus bagian otak lainnya akan meredam dan mengembalikan mekanisme kerja itu kembali ke normal. 

Sayangnya jika kondisinya berlebihan maka akhirnya hippocampus akan tidak mampu lagi menangani aktifitas amigdala yang berlebihan.

Stres Yang Lama Mengganggu Sistem Tubuh

Aktifasi berkepanjangan (kronik) dari sistem stres dapat merusak sel-sel kita dan mengganggu banyak fungsi tubuh. Sistem kekebalan kita menanggung bebannya. 

Meskipun stres psikologis tidak bersifat langsung menginfeksi seperti bibit penyakit, kerusakan yang ditimbulkannya pada sel-sel tubuh memicu respons imun yang membuat kita lebih rentan terhadap patogen/bibit penyakit asing. Ini dapat meningkatkan risiko kita terinfeksi SARS-CoV-2, virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Sistem kekebalan bertindak seperti keamanan perbatasan, berpatroli di tubuh untuk sel-sel yang asing dan berbahaya baginya. Sayangnya stres merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan inflamasi atau reaksi peradangan di tubuh. Ini meningkatkan peradangan di seluruh tubuh dengan cara yang sama seperti jika terinfeksi. Respon ini, tanpa adanya infeksi yang sebenarnya, disebut respon imun steril.

Kekhawatiran yang berlangsung lama dan berlebihan tentang Covid-19 dapat meningkatkan kerentanan kita terhadap virus dengan menciptakan ketidakseimbangan dalam fungsi kekebalan tubuh. 

Kecemasan berlebihan tentang Covid-19 dapat memicu respons kekebalan yang meningkatkan peradangan dan menyiapkan kekuatan khusus yang setara dengan sistem kekebalan, yang dikenal sebagai inflammasom. 

Jika SARS-CoV-2 bertindak seperti virus lain, maka setelah infeksi, inflammasome akan dipanggil untuk bertindak untuk meningkatkan peradangan lebih jauh. Tapi terlalu banyak peradangan lebih berbahaya daripada baik; itu malah menurunkan fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun