Walaupun dari yang terinfeksi hanya 5% yang akan menjadi parah dan memerlukan perawatan intensif, namun jika yang terinfeksi jutaan manusia maka kita akan sangat kewalahan atau bahkan tidak sanggup merawat 5% orang-orang tersebut di rumah sakit-rumah sakit yang kita miliki karena kekurangan alat kesehatan dan ruangan yang baik.Â
Hal ini juga akan membuat penderita penyakit lain juga kesulitan untuk bisa berobat ke rumah sakit karena khawatir tertular karena mereka sendiri rentan.Â
Kalau ditanya mengapa bisa demikian? Mengapa PSBB tidak efektif mengubah perilaku masyarakat? Maka jawabannya bisa banyak. Dari tidak adanya solidaritas antara kita sebagai masyarakat, ketidakpedulian kita, rasa mau menang sendiri bisa jadi jawabannya.Â
Atau juga mungkin pandemi ini belum sepenuhnya dimengerti masyarakat tentang bahaya dan kemungkinan menularkannya walaupun setiap hari pemerintah hadir di media TV.Â
Kita tentunya bisa mempunyai banyak jawaban. Kalau yang dijadikan alasan bahwa banyak orang keluar karena alasan ekonomi mencari nafkah, maka sebenarnya belum tentu bisa jadi alasan. Sebab ternyata banyak kita temukan kerumunan yang sekadar berkumpul seperti kejadian di Sarinah, atau ketidakmampuan mengatur diri dengan menjaga jarak saat di bandara terminal 2 yang terekam dalam gambar.
Bagaimana pendapat teman-teman, apakah yang membuat PSBB ini tidak bisa menjadi ajang pembelajaran untuk menghadapi "new normal"?Â
Salam Sehat JiwaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H