Sebenarnya kalau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu bisa sukses, maka seperti "Terapi Perilaku" pada umumnya dalam ilmu psikologi, akan tercipta suatu perilaku baru yang lebih baik daripada sebelumnya.Â
Pada saat ini, perilaku yang berkaitan dengan bagaimana hidup di masa pandemi Covid-19. Sayangnya PSBB buat sebagian masyarakat kita sepertinya tidak berhasil!Â
Lihat saja video-video dan berita yang tersebar terkait bagaimana masyarakat mengakali PSBB untuk mudik, berkerumun di keramaian, tidak takut desak-desakan di tempat umum, dan mengabaikan menggunakan masker yg benar.Â
Punishment atau hukuman untuk pelanggar PSBB sepertinya tidak cukup manfaatnya. Ketidakpedulian mereka lebih dominan daripada kesadaran untuk menjaga diri sendiri dan orang lain.Â
Dalam Ilmu Psikiatri sebenarnya ketika Terapi Perilaku dilakukan dengan baik oleh pasien maka akhirnya akan tercipta perilaku baru yang lebih adaptif dengan kondisi pasien.Â
Hal ini akan membuat kualitas hidup pasien sendiri akan meningkat. Walaupun kadang pada saat selesai terapi perilaku dilakukan, kognitif atau daya pikirnya belum paham benar mengapa perilakunya harus berubah, tapi perilaku baru yang lebih adaptif terhadap kondisi pasien sudah terjadi.Â
Hal ini sebenarnya sama dengan PSBB ini. Anjuran dan segala macam larangan telah diterapkan, namun sebagian besar masyarakat tidak paham mengapa harus pakai masker, menjaga jarak, dan #dirumahaja.Â
Mereka mungkin berpikir apa sebenarnya untungnya buat mereka dengan melakukan semua itu? Maka ketika dilonggarkan, semua aturan PSBB dilanggar! Artinya dalam hal ini PSBB bagi sebagian masyarakat telah gagal menjadi suatu proses Terapi Perilaku.Â
Hal yang saya khawatirkan dan sepertinya akan terjadi adalah ketika terjadi relaksasi PSBB ini maka "New Normal" yang diharapkan oleh pemerintah tidak akan tercapai karena perilaku masyarakat belum berubah, apalagi kognitifnya berkaitan dengan pandemi.Â
Mereka bisa lupa untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan lebih sering jika banyak memegang sesuatu. Mereka akan menganggap pandemi sudah berlalu dan kita kembali seperti semula. Padahal kalau melihat grafik penambahan kasus sendiri di Indonesia sepertinya belum mengalami stagnasi tetapi cenderung terus bertambah.Â