Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pasien Cemas, Harap Hindari Medsos Selama #Pilpres2019!

24 Maret 2019   05:33 Diperbarui: 24 Maret 2019   10:13 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sudah hampir 15 tahun bekerja sebagai dokter di bidang kesehatan jiwa. Empat tahun pertama sebagai seorang dokter residen di RSCM-FKUI dan hampir 11 tahun sebagai dokter jiwa di rumah sakit swasta tempat saya bekerja. 

Selama itu pula saya banyak menghadapi berbagai macam pasien gangguan jiwa walaupun sepulang dari Amerika Serikat saat mempelajari Psikosomatik di tahun 2010 saya lebih banyak fokus pada pasien gangguan cemas dan depresi. 

Pasien Gangguan Cemas yang sering ditemui di praktek sehari-hari sebagai dokter jiwa adalah pasien gangguan cemas panik, gangguan cemas menyeluruh, fobia sosial, gangguan stres pasca trauma dan pasien obsesif kompulsif. 

Keluhan utama pasien gangguan cemas adalah rasa cemas (atau sering diungkapkan pasien sebagai takut) terhadap hal yang irasional atau belum terjadi. Pasien gangguan cemas panik misalnya merasa ketakutan akan kematian karena jantungnya bisa tiba-tiba berdebar walaupun dirinya sedang santai. 

Kondisi itu membuatnya takut mengalami serangan jantung dan mati tiba-tiba. Anehnya pemeriksaan jantung yang lengkap dari rekam jantung EKG bahkan sampai angiografi (kateter jantung) semuanya NORMAL. Pasien gangguan cemas menyeluruh juga sering mengalami banyak kecemasan terhadap segala sesuatu hal yang tidak pernah terjadi atau tidak akan terjadi. 

Biasanya pasien mengkhawatirkan hal-hal di luar kendali dirinya. Semakin dia sulit mengendalikan kondisi itu semakin cemas dirinya. Secara pendekatan psikiatri biologi apa yang terjadi pada pasien cemas adalah aktifitas berlebihan di bagian otak yang disebut AMYGDALA dan rendahnya kadar Serotonin di bagian otak tersebut. Lalu apa hubungannya dengan #pilpres2019? 

Amygdala Sumber Ketakutan Manusia

Bagian otak yang disebut Amygdala ini sangat berperan dalam terjadinya gejala kecemasan pada pasien gangguan cemas. Amygdala adalah pusat rasa ketakutan dan cemas manusia. 

Otak ini sering juga disebut sebagai otak primitif yang lebih banyak mengandalkan fungsi responsif yang impulsif dan refleks. Sebenarnya Amygdala juga tempat menyimpan memori lama kita, kejadian bermakna baik buruk dan baik yang terjadi di masa lalu. Tidak heran sifatnya yang impulsif bisa menimbulkan respon yang tiba-tiba dan tidak terkendali. 

Itulah mengapa pasien gangguan cemas panik bisa tiba-tiba merasa sesak nafas, jantung berdebar dan rasa seperti tidak mampu mengendalikan diri ketika terjadi serangan panik. Ini karena Amygdala pasien itu tiba-tiba aktif tanpa sebab. Saya suka mengumpamakan "korslet Amygdala" pada pasien saya yang mengalami gangguan panik. 

Saya katakan kepada pasien saat terjadinya serangan panik, Amygdala pasien terlalu aktif dan zat kimiawi di otak bernama serotonin tidak mampu mengendalikan amygdala tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun